Tangerang, Banten, Analisasiber.com – Hari kemenangan ini menjadi momentum bagi umat Islam untuk kembali ke fitrah, membersihkan diri dari kesalahan, serta mempererat tali silaturahmi. Namun, di tengah euforia Lebaran, terdapat satu hal penting yang tidak boleh dilupakan: tanggung jawab dan amanah yang harus diemban oleh para pejabat, aparatur negara, serta pengusaha dalam menjalankan tugas dan kewajiban mereka kepada masyarakat.
Lebaran Bukan Alasan untuk Lupa Amanah
Lebaran seharusnya menjadi waktu untuk merenungi nilai kejujuran, integritas, dan kepedulian sosial. Namun kenyataannya, sejumlah oknum pejabat dan aparatur justru menggunakan momentum ini untuk berkolaborasi,”
“dengan para pengusaha yang mengutamakan keuntungan pribadi di atas kepentingan publik. Media Analisasiber.com menyoroti fenomena ini sebagai sebuah pelanggaran terhadap kepercayaan yang telah diberikan oleh rakyat.
Pesan Moral di Hari Raya
Di hari yang penuh berkah ini, pesan penting disampaikan agar semua pihak, terutama mereka yang memiliki peran strategis di pemerintahan dan dunia usaha, tidak lupa akan amanah yang diemban. “Idul Fitri seharusnya menjadi ajang refleksi diri untuk meningkatkan kualitas pelayanan publik dan menjaga integritas dalam setiap tindakan,” ujar seorang pengamat politik yang turut memberikan analisisnya kepada Media Analisasiber.com.
Harapan untuk Masa Depan
Dalam semangat kemenangan dan pengampunan, diharapkan setiap insan bangsa dapat kembali ke nilai-nilai dasar kemanusiaan. Selain itu, harapan pun ditujukan agar para pejabat, aparatur negara, dan pengusaha dapat menjalankan tugasnya dengan penuh tanggung jawab, demi terwujudnya kepercayaan rakyat dan kemajuan bangsa.
Hukum Islam bagi Pejabat yang Amanah
1. Wajib Menjalankan Amanah – Al-Qur’an dalam Surah An-Nisa’ ayat 58 menegaskan:
“Sesungguhnya Allah menyuruh kamu menyampaikan amanat kepada yang berhak menerimanya…”
Pejabat berkewajiban menegakkan keadilan dan mengutamakan kepentingan rakyat.
2. Mendapat Keberkahan dan Kebaikan – Dalam hadis riwayat Muslim, Rasulullah ﷺ bersabda:
“Sebaik-baik pemimpin kalian adalah yang kalian cintai dan mereka mencintai kalian, mereka mendoakan kalian dan kalian mendoakan mereka.”
Pejabat yang amanah akan dicintai rakyat dan mendapat doa kebaikan.
3. Menjadi Pemimpin adalah Ujian Berat – Rasulullah ﷺ bersabda:
“Setiap pemimpin adalah pemimpin atas rakyatnya dan akan dimintai pertanggungjawaban atas kepemimpinannya.” (HR. Bukhari & Muslim)
Oleh karena itu, pejabat dalam Islam harus sadar bahwa jabatan bukan sekadar kehormatan, tetapi juga tanggung jawab besar di hadapan Allah.
4. Dilarang Berkhianat dan Korupsi – Dalam Surah Al-Anfal ayat 27, Allah berfirman:
“Hai orang-orang yang beriman, janganlah kamu mengkhianati Allah dan Rasul (Muhammad) dan juga janganlah kamu mengkhianati amanat-amanat yang dipercayakan kepadamu, sedang kamu mengetahui.”
Pengkhianatan dalam bentuk korupsi, kolusi, dan nepotisme merupakan dosa besar.
Kitab Politik Islam yang Membahas Kepemimpinan Amanah
1. “Al-Ahkam As-Sultaniyyah” – Al-Mawardi
Kitab ini menjelaskan prinsip-prinsip kepemimpinan dalam Islam, termasuk kewajiban pejabat untuk berlaku adil, transparan, dan mengutamakan kepentingan rakyat.
2. “As-Siyasah Asy-Syar’iyyah” – Ibnu Taimiyyah
Membahas bagaimana seorang pemimpin harus menegakkan keadilan dan hukum Islam dalam mengelola negara.
3. “Ihya’ Ulumuddin” – Al-Ghazali
Mengupas moralitas dan etika seorang pemimpin agar tetap amanah dan tidak tergoda oleh kekuasaan.
Seorang pejabat yang berpegang teguh pada prinsip-prinsip Islam dalam kepemimpinannya akan menjadi rahmat bagi rakyat dan mendapatkan kedudukan mulia di sisi Allah.
Dengan semangat silaturahmi yang kental dan ajakan untuk terus menjaga integritas, momen Lebaran diharapkan menjadi titik tolak untuk perbaikan dan peningkatan pelayanan kepada masyarakat.
Yudi Sayuti Selaku Kaperwil Provinsi Banten Media Analisa Siber.Com
Selamat Hari Raya Idul Fitri 1446 H, mohon maaf lahir dan batin.
— Penulis : Yudi Sayuti
Editor & Penerbit: Redaksi Banten
Komentar