Jakarta,|Analisasiber.com — Pakar Hukum Internasional dan Ekonom Nasional, Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH MH, menyampaikan keprihatinan mendalam terkait meningkatnya jumlah anak putus sekolah di berbagai daerah akibat tekanan ekonomi yang semakin berat. Pernyataan tersebut disampaikannya saat menjawab sejumlah pertanyaan para pemimpin redaksi media cetak dan online di Markas Pusat Partai Oposisi Merdeka, Jakarta, Minggu (30/11/2025).
Menurut Prof. Sutan, beberapa pemerintah daerah sebenarnya telah menunjukkan kepedulian dengan menyediakan anggaran “Tebus Ijazah” bagi siswa-siswi yang terkendala administrasi dan biaya pendidikan. Program ini terbukti sangat membantu masyarakat, terutama di tengah kondisi ekonomi nasional yang kian menekan.
“Alhamdulillah, di beberapa daerah baik kota maupun kabupaten, Pemda dan Pemkot telah menyediakan anggaran untuk tebus ijazah siswa yang bermasalah dengan administrasi keuangan. Ini sangat membantu masyarakat di tengah perekonomian yang semakin sulit,” ujar Prof. Sutan.
Lesunya Ekonomi Dorong Anak Putus Sekolah
Prof. Sutan mengungkapkan bahwa keluhan masyarakat terkait anak putus sekolah semakin meningkat. Turunnya pendapatan orang tua, meningkatnya hutang keluarga, hingga tekanan biaya hidup menjadi faktor utama anak-anak tidak lagi dapat melanjutkan pendidikan.
“Ekonomi lesu membuat masyarakat memiliki hutang untuk bertahan hidup. Diperkirakan sekitar 40% keluarga saat ini menanggung beban hutang. Banyak rumah tangga bahkan berakhir pada perceraian karena tekanan ekonomi,” jelasnya.
Ia menilai fenomena meningkatnya angka anak putus sekolah adalah bukti nyata bahwa banyak pemerintah daerah tidak responsif terhadap kondisi masyarakat.
“Ini bukan masalah kecil. Hak anak untuk mendapatkan pendidikan tergeser oleh beban ekonomi,” tegas Prof. Sutan.
Kritik Tajam ke Kepala Daerah
Prof. Sutan menilai sebagian kepala daerah terlalu sibuk dengan kegiatan seremonial dan kurang fokus pada persoalan rakyat. Menurutnya, membiarkan anak-anak putus sekolah adalah bentuk kelalaian besar.
“Para kepala daerah jangan hanya sibuk dengan pidato seremonial. Seluruh mata rakyat melihat apakah mereka mampu menjalankan tugas atau tidak,” katanya.
Ia juga menegaskan bahwa jurang kebodohan akibat anak putus sekolah tidak boleh dijadikan proyek, karena pejabat negara bekerja atas biaya yang berasal dari keringat rakyat.
Presiden RI Diminta Bertindak Tegas
Dalam kesempatan itu, Prof. Sutan meminta Presiden Republik Indonesia untuk menginstruksikan seluruh jajaran pemerintah pusat dan daerah agar segera menangani persoalan anak putus sekolah. Ia menilai kepemimpinan Presiden sangat menentukan arah bangkitnya ekonomi rakyat.
“Peranan Presiden RI mendorong kekuatan ekonomi masyarakat luas menjadi formula ampuh bahwa masih ada harapan di tangan para pemimpin di bawah kendalinya,” tuturnya.
Prof. Sutan memperingatkan bahwa apabila jutaan anak putus sekolah dibiarkan tanpa solusi yang konkret, maka hal tersebut mencerminkan lemahnya kinerja para pemimpin daerah.
“Bila jutaan anak putus sekolah akibat para kepala daerah tidak mampu bekerja dengan baik, untuk apa mereka dipertahankan?” tegasnya.
Penutup
Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH MH dikenal sebagai Pakar Hukum Internasional, Ekonom Nasional, Presiden Partai Oposisi Merdeka, serta Pengasuh Ponpes Ass Saqwa Plus. Seruannya ini diharapkan menjadi momentum perbaikan kebijakan pemerintah dalam memastikan setiap anak di Indonesia mendapat hak pendidikan yang layak.
Narasumber: Prof. Dr. KH Sutan Nasomal SH MH
Editor: Yudi Sayuti
Diterbitkan oleh: PT Global Suara Siber
🌐 Analisasiber.com – Cepat dan Akurat




















Komentar