oleh

Pembangunan TPT Di Duga Asal Jadi, Lemahnya Pengawasan TPK Disorot

-NEWS-44 Dilihat
banner 468x60

Pandeglang – analisasiber.com – Pembangunan Tembok Penahan Tanah (TPT) di area Tempat Pemakaman Umum (TPU) Desa Weru, Kecamatan Sukaresmi, Kabupaten Pandeglang, menuai sorotan tajam. Proyek dengan anggaran lebih dari Rp55 juta tersebut dinilai jauh dari standar teknis. Dugaan lemahnya pengawasan Tim Pelaksana Kegiatan (TPK) desa disebut menjadi penyebab utama, sebagaimana terpantau awak media saat meninjau lokasi pada Senin (22/9/2025).

banner 336x280

Ketua Dewan Pimpinan Cabang (DPC) Ormas Badak Banten Perjuangan (BBP) Kabupaten Pandeglang, Cecep Saeful Bahri, mengkritik keras kualitas pembangunan TPT tersebut.

“Bangunan ini jelas asal jadi dan jauh dari standar teknis yang ada. Pihak TPK desa seolah menutup mata, padahal masyarakat berhak mendapatkan pembangunan yang layak dan berkualitas,” ujar Cecep saat diwawancarai melalui sambungan WhatsApp.

Ia menegaskan, jika kondisi ini dibiarkan, anggaran desa yang dialokasikan berpotensi terbuang percuma. “Jangan sampai pembangunan yang dibiayai dari uang rakyat justru menimbulkan kekecewaan dan kerugian masyarakat,” tegasnya.

Kepala Desa Weru, Herman, mengakui bahwa beberapa hari terakhir dirinya dan TPK desa tidak melakukan pengawasan langsung terhadap proyek tersebut karena kesibukan di tingkat kecamatan.

“Beberapa hari ini saya tidak mengontrol ke lokasi kegiatan karena ada kesibukan di kecamatan. Yang jadi kontrol di lokasi itu TPK, hanya kebetulan kemarin mereka juga ikut ke kecamatan,” jelas Herman melalui pesan WhatsApp.

Namun, hasil pengecekan di lapangan menunjukkan ketidaksesuaian dengan klaim tersebut. Awak media mendapati sejumlah persoalan teknis cukup serius, di antaranya:

  • Tidak adanya galian pondasi dasar di sebagian besar area, khususnya di lahan persawahan.
  • Susunan batu yang terpotong oleh akar pohon kelapa, sehingga pasangan batu hanya menempel pada akar, bukan pada pondasi tanah.
  • Banyak pasangan batu di bagian aliran air tidak menggunakan adukan pasir-semen.
  • Material pasir diduga tercampur lumpur, sehingga harus dipilah kembali sebelum digunakan.

Seorang pekerja di lokasi, yang enggan disebutkan namanya, membenarkan kondisi tersebut. “Di titik awal pekerjaan memang ada galian, tapi di bagian belakang, khususnya di persawahan, tidak digali, hanya dirapikan bagian permukaannya saja,” ungkapnya.

Tim media juga berupaya menghubungi Ketua TPK Desa Weru untuk klarifikasi, namun hingga berita ini diterbitkan belum mendapat respons.

Proyek pembangunan TPT ini bersumber dari Dana Desa tahap II tahun anggaran 2025. Dengan kualitas yang dinilai jauh dari memadai, masyarakat pun mempertanyakan sejauh mana pengawasan pemerintah desa terhadap penggunaan anggaran desa.

Hingga kini, belum ada pernyataan resmi terkait langkah evaluasi maupun perbaikan atas temuan di lapangan.

Red/tim.Redaksi

Diterbitkan Oleh : PT.Global Suara Siber


 

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *