KABUPATEN TANGERANG | Analisasiber.com — Proyek pemasangan alat menara Base Transceiver Station (BTS) milik Protelindo di Jalan Tanjakan Mekar, Desa Mulya, Kecamatan Rajeg, pada Sabtu (21/6/2025), disorot oleh tim media karena dinilai mengabaikan kontrol sosial publik.
Ketika tim awak media mendatangi lokasi, tidak terlihat adanya itikad baik dari pihak pelaksana untuk memberikan penjelasan. Bahkan saat dikonfirmasi, pelaksana di lapangan justru mengarahkan wartawan kepada seorang pria berpakaian dinas TNI yang mengaku sebagai penanggung jawab lokasi. “Saya yang urus di lapangannya,” ujarnya singkat, tanpa memberikan klarifikasi lebih lanjut.
Hal ini menimbulkan kekhawatiran karena keterlibatan anggota TNI aktif dalam proyek tersebut berpotensi melanggar aturan perundang-undangan. Berdasarkan UU Nomor 34 Tahun 2004 tentang Tentara Nasional Indonesia, disebutkan dalam Pasal 39 ayat (3) bahwa prajurit TNI aktif dilarang terlibat dalam kegiatan bisnis demi menjaga profesionalisme dan mencegah konflik kepentingan.
Kekhawatiran Masyarakat
Warga sekitar menyuarakan kekhawatirannya terhadap sejumlah potensi dampak negatif dari pemasangan menara tersebut, antara lain:
- Dampak kesehatan akibat radiasi
- Risiko robohnya menara di lingkungan padat penduduk
- Gangguan sinyal dan interferensi
- Penurunan nilai properti di sekitar lokasi
Meski keberadaan menara BTS penting untuk peningkatan konektivitas digital, masyarakat berharap proyek ini dijalankan dengan lebih transparan dan partisipatif.
Harapan untuk Kolaborasi
Masyarakat setempat meminta agar pihak perusahaan penyedia menara, dalam hal ini Protelindo dan pihak terkait lainnya, menjalin sinergi dengan berbagai elemen masyarakat seperti organisasi kemasyarakatan (ormas), LSM, dan media lokal. Tujuannya agar setiap proses, baik pembangunan maupun penggantian alat, dapat diawasi dan disosialisasikan dengan baik kepada publik.
“Kami berharap agar proyek ini tidak hanya mengejar keuntungan semata, tetapi juga memperhatikan keamanan, keterbukaan informasi, dan partisipasi warga,” ujar salah satu tokoh masyarakat.
(3d/Red)
Komentar