Jakarta, analisasiber.com, – Ketua Umum Lembaga Pemantau Elang Tiga Hambalang, Kang H Dedy Safrizal (KDS), menyampaikan apresiasi atas kebijakan Presiden Republik Indonesia, Prabowo Subianto, yang memberikan abolisi kepada sejumlah tokoh nasional. Menurutnya, langkah ini merupakan bentuk nyata dari keberpihakan Presiden terhadap semangat persatuan dan keadilan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara.
“Presiden Prabowo adalah seorang prajurit kesatria yang menjunjung tinggi jiwa korsa dan patuh terhadap Sapta Marga. Pada poin ketujuh Sapta Marga disebutkan bahwa prajurit tidak boleh menyakiti hati rakyat. Ini menjadi dasar moral yang kuat bagi beliau dalam mengambil keputusan strategis,” ujar KDS penuh semangat.
Ia menilai, pemberian abolisi penghapusan akibat hukum dari suatu putusan pidana terhadap tokoh-tokoh seperti Hasto Kristiyanto dan Thomas Lembong, menunjukkan bahwa sistem hukum Indonesia masih menjunjung rasa keadilan. Bahkan, menurut KDS, kebijakan ini bukan hanya menyentuh tokoh politik, tetapi juga aktivis dan pihak-pihak lain yang selama ini mungkin terjebak dalam pusaran konflik politik.
“Saya tahu persis pemikiran dan arah politik Pak Prabowo. Beliau adalah tokoh bangsa yang terbuka. Dalam momentum Hari Kemerdekaan bulan Agustus ini, beliau memilih untuk memberikan kebebasan kepada mereka yang sempat tersandung masalah hukum akibat perbedaan pandangan politik,” tambahnya.
KDS juga menekankan pentingnya peran negara dalam era digitalisasi saat ini untuk menjaga keseimbangan informasi agar tidak mudah terprovokasi oleh ujaran kebencian, fitnah, dan pencemaran nama baik.
Senada dengan itu, Sekretaris Jenderal Elang Tiga Hambalang, Ganda Satria Dharma, menilai langkah Presiden Prabowo merupakan kebijakan yang realistis dan berpihak kepada rakyat.
“Ini bukan kebijakan kontroversial, melainkan langkah nyata untuk mengembalikan marwah hukum dan rasa keadilan di tengah masyarakat. Kita harus bangun Indonesia dengan semangat saling menguatkan. Perbedaan adalah hal biasa dalam demokrasi. Yang luar biasa adalah bagaimana menjadikan perbedaan sebagai pelangi dalam kehidupan berbangsa,” ujarnya menutup wawancara dengan penuh semangat sambil menyerukan, MERDEKA! //Red//
Komentar