oleh

Keluarga Besar Penumpang Kereta di Sulsel Kecewa, Anak Kecil Diminta ‘Disimpan Saja di Stasiun’ Oleh Petugas KAI

banner 468x60

PANGKAJENE, ANALISASIBER.COM -Perjalanan liburan keluarga besar Asri Sahabuddin asal dari Pangkajene berubah menjadi pengalaman tidak menyenangkan setelah mereka mendapat perlakuan yang dianggap tidak manusiawi oleh salah satu petugas PT Kereta Api Indonesia (KAI), saat hendak melanjutkan perjalanan dari Stasiun Mandai, Sulawesi Selatan.

Rombongan keluarga Asri Sahabuddin yang berjumlah 30 orang itu melakukan perjalanan dengan membeli tiket resmi untuk tiga rute, yakni: Pangkajene–Barru, Barru–Mandai, dan Mandai–Pangkajene. Mereka berangkat dari Stasiun Pangkajene dan sempat menikmati perjalanan ke Barru meskipun seluruh anggota rombongan harus berdiri sepanjang perjalanan karena tidak mendapatkan tempat duduk.

banner 336x280

“Kami tetap menikmati perjalanan, meskipun harus berdiri semua dari Pangkajene ke Barru. Tidak apa-apa, kami maklumi,” ujar Asri.

Masalah mulai terjadi ketika rombongan tiba di Stasiun Mandai, tempat mereka seharusnya melanjutkan perjalanan pulang. Salah seorang petugas KAI menyatakan bahwa anak-anak dalam rombongan tersebut tidak memiliki tiket, dan tidak diizinkan naik kereta.

“Kami sudah mohon-mohon agar dibantu. Kami siap bayar berapa pun asalkan anak-anak kami bisa ikut pulang. Tapi petugas tetap menolak, katanya tiket sudah habis,” Ucapnya.

Hal yang paling membuat rombongan keluarga Asri Sahabuddin tersinggung adalah ucapan dari petugas KAI yang diduga mengatakan: “Tidak bisa berangkat ini anak, tiket sudah habis. Simpan saja ini anak di sini.”Ucapnya.

Pernyataan itu memicu emosi keluarga Asri. Mereka menilai pernyataan tersebut sangat tidak manusiawi, mengingat anak-anak yang dimaksud masih di bawah umur.

“Bagaimana bisa anak kami diminta ditinggal di stasiun? Kami bukan tidak mau bayar, kami hanya minta solusi. Tapi malah disuruh tinggalkan anak di tempat umum. Hati kami benar-benar sakit dan kecewa,” Kata Asri.

Setelah terjadi ketegangan dan keluarga sempat mengajukan protes keras, petugas keamanan akhirnya mengizinkan mereka untuk kembali ke Pangkajene. Namun karena kereta sudah penuh, rombongan memutuskan untuk menyewa mobil melalui aplikasi Maxim dan pulang ke Pangkajene dengan perasaan kecewa dan terluka secara emosional.

Permintaan Evaluasi dan Tindakan Tegas Keluarga besar Asri Sahabuddin berharap pihak PT KAI menanggapi serius insiden ini. Mereka meminta adanya evaluasi terhadap pelayanan petugas di lapangan, khususnya dalam menangani kasus yang melibatkan anak-anak dan keluarga besar kami. “Imbuhnya.

“Kami tidak berniat menyudutkan siapa pun, tapi ini harus jadi evaluasi. Jangan sampai ada keluarga lain yang mengalami hal seperti kami,” Ucap Asri.

Hingga berita ini diturunkan, pihak KAI belum memberikan klarifikasi resmi terkait kejadian tersebut. (St. Aisyah)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

News Feed