Serang,Banten | Media Analisasiber.com- —
Dalam rangka menyambut Tahun Baru Islam 1 Muharram 1447 Hijriah, Kepala Perwakilan Wilayah (Keperwil) Banten Media Analisasiber, Yudi Sayuti, menyampaikan tausiyah dan membuka kembali sejarah hijrahnya Nabi Muhammad SAW yang menjadi tonggak berdirinya penanggalan Hijriyah.
قام رئيس ممثلية بانتن لوسيلة الإعلام “أناليساسيبر”، يودي سايوتي، بإعادة فتح صفحات التاريخ وشرح المعاني العميقة الكامنة وراء هذا اليوم الذي يُعدّ بداية السنة الهجرية الجديدة. وقد أُقيم هذا الحدث عبر الإنترنت من خلال القناة الإعلامية الداخلية، وشاهده العديد من أفراد المجتمع وشخصيات دينية.
Dalam sambutannya, Yudi Sayuti menegaskan bahwa 1 Muharram bukan sekadar perayaan simbolik pergantian tahun, melainkan momen refleksi mendalam bagi umat Islam dalam memahami kembali makna hijrah Rasulullah SAW dari Makkah ke Madinah.
“1 Muharram bukan sekadar pergantian angka tahun. Ia menyimpan sejarah agung perjuangan Rasulullah SAW. Mari jadikan momen ini sebagai titik awal hijrah batin kita menuju kehidupan yang lebih bertakwa,” ujar Yudi Sayuti. Kamis,Malam 26 Juni 2025.
Sejarah dan Latar Belakang Hijrah
Yudi menjelaskan bahwa pemilihan tanggal 1 Muharram sebagai awal kalender Islam erat kaitannya dengan peristiwa hijrah Nabi Muhammad SAW. Hijrah bukan sekadar pelarian dari tekanan kaum Quraisy, melainkan langkah strategis dalam membentuk masyarakat Islam pertama yang merdeka dan berkeadilan di Madinah.
“Hijrah bukan sekadar berpindah tempat, tetapi mengandung nilai-nilai spiritual: keikhlasan, keberanian, pengorbanan, dan pembaruan diri,” tambahnya.
Penetapan Kalender Hijriyah oleh Umar bin Khattab
Sistem penanggalan Hijriyah ditetapkan pada masa kekhalifahan Umar bin Khattab RA. Dalam musyawarah bersama para sahabat, disepakati bahwa peristiwa hijrah menjadi titik awal perhitungan tahun Islam, dengan bulan Muharram sebagai pembukanya—sebuah sistem yang membedakan umat Islam dari kalender Romawi dan Persia.
Refleksi dan Hikmah 1 Muharram
Menutup acara, Yudi mengajak seluruh masyarakat Banten untuk menjadikan Tahun Baru Hijriyah sebagai momentum introspeksi diri, meneladani semangat perjuangan Nabi Muhammad SAW, serta memperbaharui niat dalam beribadah dan berinteraksi sosial.
“Tahun Baru Hijriyah adalah peluang untuk memperbaiki akhlak, memperkuat ibadah, dan mempererat ukhuwah Islamiyah,” katanya.
Acara yang diselenggarakan secara virtual ini diikuti oleh tokoh agama, jurnalis, pemuda masjid, dan masyarakat umum se-Banten. Kegiatan ditutup dengan doa bersama untuk keberkahan Tahun Baru 1447 Hijriah serta harapan agar Banten dan Indonesia semakin damai, religius, dan sejahtera.
Penulis : Redaksi Banten
Hobi Menulis
Komentar