oleh

Yasiduhu Mendrofa Hadiri Tabur Bunga dan Syukuran Korban Banjir Bandang Tapanuli Tengah

-NEWS-12 Dilihat
banner 468x60

ANALISASIBER.COM

Tapanuli Tengah – Yasiduhu Mendrofa (akrab dipanggil Yasmend) menghadiri acara tabur bunga dan syukuran atas meninggalnya keluarga tercintanya yang menjadi korban banjir bandang pada 25 November 2025 di Desa Sibio-bio, Dusun 4. Korban meliputi kakaknya, pasangan suami-istri A. Liber dan I. Liber, serta ponakannya Rahmat Jaya, Kamis (18/12/2025)

banner 336x280

Acara yang diadakan di lokasi kejadian dihadiri oleh keluarga korban, tokoh agama, mahasiswa UMTS Padang Sidempuan (rekan Almarhum Rahmat Jaya), rombongan KSP CU Dosnitahi Pinang Sori, pemerintah setempat, tokoh masyarakat, dan pemuda. Semua berkumpul untuk mendoakan arwah dan mendukung keluarga yang ditinggalkan.

Dalam sambutannya, Yasmend menyampaikan rasa syukur atas kehadiran semua pihak. “Semoga arwah kakak, suami-istri A. Liber dan I. Liber, serta ponakan kami Rahmat Jaya dapat diterima di sisi Tuhan Yang Maha Esa,” ujarnya dengan haru.

Pdt. A. Rusu Zendrato yang memberikan firman Tuhan menekankan harapan dan ketabahan. “Tuhan mengatakan, ‘Aku akan berada bersama kamu, bahkan hingga akhir zaman.’ Mari serahkan segala kesedihan kepada-Nya,” katanya.

Setelah tabur bunga, acara dilanjutkan dengan penghiburan keluarga dan doa bersama. Yasmend, selaku saudara ibu dari anak yang ditinggal, meminta agar semua anggota keluarga tetap solid. “Jangan karena orang tua sudah tidak ada, kalian menjauh satu sama lain. Sekarang kalian menjadi orang tua bagi Erni Satika, adik yang tersisa, dan dukunglah orang abangmu yang tiga,” pesannya.

Meskipun acara berjalan lancar dengan cuaca yang bersahabat, Yasmend menyampaikan keprihatinan atas kondisi Desa Sibio-bio yang masih parah. Akses jalan sudah tidak nampak lagi – yang dulunya bisa dilalui roda dua, kini harus jalan kaki dan menyebrang sungai yang putus jembatannya. Penerangan listrik juga terganggu karena banyak tiang yang berjatuhan, dan kebutuhan sehari-hari harus diangkut sejauh 5-6 kilometer dengan risiko tinggi.

“Kami meminta Pemerintah Kabupaten Tapanuli Tengah, khususnya Dinas Pekerjaan Umum, untuk memperhatikan desa ini. Masyarakat sudah mengeluh selama 24 hari dalam kesulitan mempertahankan hidup, terutama kebutuhan pangan,” tegas Yasmend. (Sepri LG)

 

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *