BITUNG, ANALISASIBER.COM – PC IMM Bitung gelar musyawarah internal pemilihan Ketua Umum. Kegiatan ini bertempat di Hale Kope, Kelurahan Kadoodan, Kecamatan Madidir pada. Sabtu, (23/08/2025)
Dalam Musyawarah Internal yang di selenggarakan diharapkan dapat memperkuat kaderisasi, peningkatan kualitas intelektual kader, serta keterlibatan aktif dalam isu-isu sosial dan keumatan.
Ketum PC IMM Bitung periode 2022/2023 Excel Syahrul Paneo, menghaturkan terima kasih atas segala partispasi dan kerja sama yang telah terjalin, “Alhamdulillah satu periode sudah berjalan, dan berbagai permasalahan dalam organisasi sudah kita lalui serta kita pecahkan, pada akhirnya kini telah sampai di ujung masa jabatan untuk kembali bermusyawarah menentukan arah gerak PC IMM Bitung kita ke depan,” ujar excel
Selama Musyawarah berlangsung, peserta terlibat aktif dalam diskusi yang mendalam tentang program serta garis besar haluan organisasi untuk mencapainya akademisi yang unggul dalam intelektual, serta kokoh dalam spiritual.
Rizky Taha terpilih sebagai nahkoda baru periode 2025/2026 dalam musyawarah untuk melanjutkan progres IMM Bitung. “Hari ini, saya berdiri di hadapan kalian dengan penuh rasa syukur dan amanah yang besar sebagai Ketua Umum Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) yang baru terpilih,” Sebutnya.
Lanjutnya ia mengucapkan terima kasih yang sebesar-besarnya kepada seluruh sahabat, teman, dan kader yang telah memberikan kepercayaan kepada saya untuk memimpin IMM di periode yang akan datang,” tutup rizky
Selamat & sukses atas terpilihnya Nahkoda baru PC IMM Kota Bitung. Berikut bluprint perjalanan PC IMM Bitung kedepannya:
1. IMM Bitung sebagai organisasi berkemajuan dan kekuatan sosial masyarakat kota-industri; penting untuk kembali memristor dan mereaktualisasi kerja-kerja Intelektual sebagai nafas baru di tubuh kepemimpinan cabang IMM Bitung kedepannya.
2. Merektualisasi lagi keberpihakan IMM Bitung terhadap masyarakat kecil yang terpinggirkan dan dipinggirkan secara secara struktural di tengah kawasan laut industri.
3. Merealtualisasi tantangan terhadap Peluruhan nilai ideologis keislaman dan Kemuhammahdiyahan yang mesti dikembalikan ke tanggung jawab asalnya, yakni perkaderan dan kekaderan.
4. Merealtualisasi tantangan kebudayaan masyarakat yang semakin oportunis dan meterialis, yang kian masuk dan berefek di tubuh organisasi IMM.
5. Tantangan analisis sosial yang kian usang. Banyak sekali persoalan sosial yang sudah tidak bisa dipecahkan atau bahkan sekedar untuk disentil oleh anak-anak IMM. (POLAPA)
Komentar