oleh

Sekjen DPP AWII Kritik Balik Sahroni, “Pisahkan Minyak dengan Api, Jangan Seperti di Plumpang”

banner 468x60

Tangerang, analisasiber.com, – Rakyat meminta DPR dibubarkan, semakin berkembang Viral dikalangan warga net, bahkan menjadi tranding topik didunia maya. Hingga ada seorang anggota DPR yang terpancing di sosmed dengan penuh emosi dan lanjut mengucapkan, “Mengkritik DPR harus dibuatkan, orang paling tolol sedunia”.

Ahmad Sahroni sebagai wakil ketua di komisi III DPR RI, menyebutkan hal itu dengan penuh emosi yang mendapatkan kecaman balik dari Netizen dan banyak juga komentar dan sorotan para aktivis, salah satunya dari Achmad Sujana yang selaku Sekretaris Jenderal (Sekjen) dari Dewan Pimpinan Pusat (DPP), di Aliansi Wartawan Independen Indonesia (AWII).

banner 336x280

Dengan celotehnya, Aktivis Pers Nasional yang biasa disapa Joe’na bali mengkritik seorang Pengusaha sekaligus Politisi dari Partai NasDem yang pernah berafiliasi di Proyek Formula E 2022 Jakarta, menjadi Ketua Pelaksananya dan juga terkenal di lingkungan Plumpang yang sempat viral dengan Kebakaran Minyak di Plumpang.

“Komisi III DPR harusnya bisa mengkaji kondisi apa yang sedang terjadi saat ini di Pemerintahan, khususnya di Senayan Jakarta dan juga situasi di masyarakat. Dan harus dapat membedakan, seperti memisahkan Minyak dengan Api, jangan sampai tersulut lagi seperti Plumpang”. Disampaikan Joe’na melalui awak media yang datang meminta Tanggapannya.

Lebih lanjut, Joe’na mengatakan, jajaran di Parlemen para anggota DPR-RI berikut staff yang ada harus tetap bekerja untuk rakyat, jadi dengarkan saja aspirasi dari masyarakat untuk sebuah koreksi legasi pada konteks Diplomatis yang kritis.

“Ribuan ton minyak yang sudah tumpah jangan disulut Api pak, sekalipun itu ada di laut Lepas dikelilingi air yang tenang,” Ucap Joe’na agar tersampaikan istilah itu dengan perumpamaan sesuai Bisnisnya.

“Ya karena tugas seorang menjalankan amanat rakyat, dan Presiden itu adalah mandataris MPR, jika bapak inget itu ya. Saya pikir semua merasa dikoreksi oleh para Warga net, ya mungkin di Komisi III yang merasa bodoh itu pak Sahroni.” Ujar Joe’na, pada Senin (25/8/2025).

“Bagaimana tidak, jika Achmad Syahroni mengatakan masyarakat bodoh. Negara ini kan dengan sistem demokrasi dengan aspirasi masyarakat yang harus diwakili pak dewan di Senayan. Jadi, yang harus pinter itu memang bapak Dewan dong.” Jelasnya.

Karena hal itupun akan memicu amarah warga net, sehingga semua menyerang balik dengan cacian, makian dan hujatan terhadap sikap anggota DPR-RI yang jadi dinilai kurang baik.

“Padahal, dari sekian anggota DPR pasti ada yang juga memiliki rasa empati serta rasa peduli terhadap penderitaan rakyat. Bisa jadi anggota DPR seperti itu belum terpublikasikan atau mungkin memang tidak mau dipublikasikan. Jadi kurang bijak bila hanya karena oknum beberapa anggota DPR yang kurang baik di sosmed dengan komentar dan tanggapan buruk bagi warga masyarakat menjadi Rusak Susu Sebelanga.” Imbuhnya.

Sebaliknya, anggota DPR pun harus lebih bijak dan harus lebih mengerti dengan kondisi yang dirasakan warga net yang di lapisan masyarakat tingkat bawah. “Kesenjangan dan kecemburuan sosial akan semakin bergejolak bila tiba-tiba uang tunjangan DPR naik dengan nilai fantastis. Sementara kondisi masyarakat di tingkat bawah masih ketar ketir akan kondisi ekonomi yang tidak stabil dan memprihatinkan.” Ungkap Joe’na.

“Wajar lah bila Medsos dihebohkan oleh para netizen, meminta DPR dibubarkan. Seharusnya sebelum tunjangan DPR-RI dinaikan, kurangi dulu kemiskinan atau tingkatkan dulu dong kesejahteraan dan kemakmuran rakyat secara berkeadilan. Dan para anggota Dewan kan tau DPR itu ga bisa dibubarkan. namun tidak pantas juga bila ada seorang anggota DPR RI yang secara terbuka menyebutkan suara masyarakat membubarkan DPR, bahwa dari orang tolol sedunia. Akan memantik sentimen publik terhadap anggota DPR.” Pungkasnya.

Gerakan demonstrasi masa yang saat ini timbul karena menjadi kecemburuan di tengah dampak kenaikan pajak dan juga terhadap kenaikan tunjangan DPR RI.

Selanjutnya, mungkin akan ada rencana aksi buruh se Indonesia yang menuntut kenaikan upah jika kondisi masih seperti ini dan pemerintah serta anggota DPR-RI hanya membalas kritisisasi seperti ini.

Tidak menutup kemungkinan terjadi lagi aksi – aksi lainnya yang akan menuntut peningkatan kesejahteraan, mulai dari Tenaga guru Honorer, Tenaga Harian Lepas’ dan yang lainnya. ///Red//

 

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *