BITUNG, ANALISASIBER.COM – Situasi keamanan di Kota Bitung kembali mendapat sorotan serius. Seusai aksi damai yang digelar di Bundaran Tugu Jam, pusat Kota Bitung, pada 24 April 2025, salah satu orator aksi menjadi korban kekerasan jalanan.
Korban, Renaldy Ilyas, diserang dengan panah wayer oleh orang tak dikenal (OTK) saat dalam perjalanan pulang sekitar pukul 01.00 WITA. Jumat, (25/042025) Insiden terjadi di Jalan R.A. Kartini, tepat di ruas jalan baru menuju Kampung Sitou. Panah tertancap di bagian rusuk kiri korban, menyebabkan luka serius hingga harus dilarikan ke Rumah Sakit Angkatan Laut Bitung untuk perawatan medis.
Tim Tarsius Polres Bitung sempat bergerak cepat ke lokasi kejadian. Namun pelaku berhasil melarikan diri dan hingga kini belum berhasil ditangkap. Identitas pelaku pun belum diungkap ke publik. Renaldy telah melaporkan insiden ini ke Polres Bitung dengan Nomor Laporan Polisi: LP/B/303/IV/SPKT/POLRES BITUNG.
Dalam keterangan dari ruang perawatan, Renaldy menyampaikan keprihatinan mendalam terhadap kondisi keamanan kota: “Kami turun ke jalan demi menyerukan Bitung yang aman dari kekerasan. Ironis, justru setelah aksi damai itu saya diserang. Ini peringatan keras. Jika aparat tidak bertindak tegas, korban-korban berikutnya tinggal menunggu waktu,” ujar Renaldy.
Renaldy juga mengingatkan bahwa potensi korban tidak hanya terbatas pada aktivis: “Jika jaringan premanisme ini tidak segera diputus, semua warga Bitung, pelajar, pekerja, siapa saja berisiko menjadi korban. Ini bukan lagi sekadar soal keamanan, ini sudah menjadi ancaman bagi keselamatan publik,” tegasnya.
Aksi damai yang dilakukan sehari sebelumnya merupakan respon atas keresahan luas di kalangan anak muda dan masyarakat Bitung terhadap maraknya praktek premanisme bersenjata tajam yang meresahkan.
Kini, desakan publik terhadap Polres Bitung semakin menguat. Masyarakat menuntut aparat untuk bertindak cepat, memburu pelaku, mengungkap jaringan kekerasan jalanan, dan menjamin perlindungan nyata bagi warga.
Kondisi darurat keamanan ini tidak bisa lagi dianggap biasa. Dibutuhkan langkah konkret, sistematis, dan transparan dari aparat kepolisian untuk memulihkan rasa aman di tengah masyarakat Kota Bitung. (POLAPA)
Tidak ada komentar