BITUNG, ANALISASIBER.COM – Maraknya kasus premanisme dan penganiayaan menggunakan senjata tajam di Kota Bitung kian memprihatinkan. Serangkaian insiden berdarah yang terjadi telah memakan banyak korban, menciptakan rasa was-was di tengah masyarakat.
Bahkan Pada hari ini, Pukul 21:00 Wita. Peristiwa penikaman masi berlanjut. Satu nyawa kembali melayang terjadi di kompleks SMP Negeri 12 Bitung, Selasa (15/04/2025) malam ini.
Ketua Perkumpulan Wartawan Online Independen Nusantara (PWOIN) Bitung, Reza Lumanu, angkat suara. Ia menilai pemerintah daerah terlalu lamban dan terkesan menyerahkan seluruh beban penanganan kepada kepolisian.
“Pemerintah Kota Bitung jangan hanya duduk manis dan berharap kepolisian bekerja sendiri. Ini sudah darurat! Harus ada keterlibatan aktif dari seluruh elemen bahkan berbagai matra institusi pengamanan” tegas Reza.
Menurutnya, langkah minimal yang bisa diambil adalah pembentukan kelompok pengamanan di tengah masyarakat di setiap kelurahan. Kelompok ini bertugas membantu antisipasi, deteksi dini dan pencegahan tindak kriminal, terutama yang melibatkan senjata tajam.
Reza juga mendesak pemerintah untuk segera merumuskan dan memberlakukan Peraturan Daerah (Perda) terkait larangan membawa senjata tajam. Pasalnya, banyak kasus penganiayaan yang dilakukan oleh pelaku di bawah umur. Ironisnya, Undang-Undang Perlindungan Anak justru sering dijadikan tameng, meski pelaku terbukti melakukan tindakan kriminal.
“Fakta di lapangan, pelaku banyak yang masih remaja, tapi membawa senjata tajam dan melakukan penganiayaan. Ini bukan sekadar kenakalan remaja ini kriminal murni. Perlu regulasi tegas,” tambah Reza.
Ia mempertanyakan sikap pasif pemerintah daerah dan mengingatkan bahwa keamanan bukan hanya tugas kepolisian, melainkan tanggung jawab bersama.
“Apakah pemerintah Kota Bitung akan terus diam? Kita butuh sinergi semua stakeholder, pemerintah, masyarakat, berbagai matra aparat, untuk menghentikan rantai kekerasan ini sebelum lebih banyak nyawa melayang,” pungkasnya. (POLAPA)
Tidak ada komentar