analisasiber.com, – Sedikitnya 30 hektare lahan pertanian di Kecamatan Batang Angkola, Kabupaten Tapanuli Selatan, terancam gagal panen akibat gangguan serius pada jaringan irigasi yang selama ini menjadi sumber utama pengairan sawah.
Gangguan tersebut disebabkan oleh sumbatan sedimen di saluran irigasi Paya Sordang dan BTR (Bendungan Titi Rambin), yang membuat aliran air ke sejumlah desa tersendat bahkan terputus total.
Koordinator Balai Penyuluhan Pertanian (BPP) Batang Angkola, Rahmat Habibi, menyebutkan bahwa desa-desa yang terdampak antara lain adalah Desa Tahalak Ujung Gading, Sidadi I, Sidadi II, dan Janji Manaon.
“Akibat dari gangguan daerah irigasi Paya Sordang dan saluran irigasi BTR, para petani di wilayah kerja kami ini kesulitan mendapatkan air untuk lahan mereka,” ungkapnya, Jum’at (14/4/2025).
Kondisi paling mengkhawatirkan terjadi di Desa Sidadi I dan II, di mana petani sudah lebih dahulu memulai musim tanam. Saat ini, usia tanaman padi di desa tersebut telah mencapai 30 hari setelah tanam (HST), namun minimnya suplai air membuat pertumbuhannya tidak optimal dan terancam gagal panen.
Sementara itu, di Desa Tahalak Ujung Gading, para petani bahkan belum bisa memulai tanam karena tidak ada air sama sekali yang mengalir ke lahan mereka. Sekitar 15 hektare sawah di desa ini kini dibiarkan terbengkalai, padahal seharusnya sudah memasuki masa tanam.
Keluhan juga datang dari Kelompok Tani Bahagia Taba. Salah satu anggotanya, bersama Penyuluh Pertanian Lapangan (PPL) Nora Elfina Harahap, mengungkapkan bahwa saluran irigasi BTR di pintu kiri yang mengairi wilayah Tahalak Ujung Gading menjadi salah satu titik paling parah.
“Kalau tidak segera ditangani, petani bisa gagal tanam, tanaman mati kekeringan, atau harus mengganti bibit yang jelas menambah biaya. Kalau pun berhasil tumbuh, hasil panen dipastikan menurun karena pertumbuhan tanaman tidak maksimal,” tambah (Hendri)
Komentar