MENU Senin, 14 Apr 2025

Proyek Pengaspalan Jalan Rp8,8 Miliar di Nias Barat Menuai Kontroversi, Komisi III DPRD Lakukan Inspeksi

waktu baca 3 menit
Jumat, 7 Mar 2025 12:41 32 Redaksi

NIAS BARAT, ANALISASIBER.COM – Proyek pengaspalan jalan senilai Rp8,8 miliar lebih dari Simpang Doli-Doli Kecamatan Mandrehe ke Kecamatan Mandrehe Utara (Jalan Sutomo, Kecamatan Mandrehe) menuai kontroversi akibat kualitasnya yang buruk. Proyek ini viral di media sosial dan menjadi sorotan Komisi III DPRD Nias Barat.

Sebagai respons terhadap keluhan warga, Tim Komisi III yang dipimpin oleh Ketua Yanuardin Halawa dan sekretaris komisi lll
Ridwan Saleh Darli SKM, melakukan inspeksi mendadak (sidak) ke lokasi proyek pada Jumat, 28 Februari 2024. Sidak ini bertujuan untuk memastikan kualitas pekerjaan yang telah ramai diperbincangkan masyarakat.

Menurut laporan warga, jalan yang baru diaspal mengalami kerusakan di berbagai titik dalam waktu kurang dari tiga bulan. Kondisi ini menimbulkan keresahan di masyarakat, mengingat anggaran proyek yang besar seharusnya menghasilkan kualitas yang lebih baik.

Yanuardin Halawa menegaskan bahwa DPRD ingin melihat kondisi riil di lapangan sebelum mengambil langkah lebih lanjut. “Kami turun langsung untuk mengecek pekerjaan yang telah viral di media sosial dan dilaporkan masyarakat,” ujarnya.

Sebagai tindak lanjut, Komisi III DPRD berencana mengadakan rapat dengar pendapat (RDP) dengan Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (PUPR) Kabupaten Nias Barat serta kontraktor pelaksana proyek. “Kami akan segera melakukan RDP, dan jika memungkinkan, mengajak pihak yang mengerjakan proyek ini agar hasilnya dapat kami ungkap ke publik,” jelas Yanuardin.

Saat inspeksi berlangsung, Pejabat Pembuat Komitmen (PPK) proyek menanggapi berita yang menyebutkan bahwa kualitas jalan menyerupai “gelombang laut.” “Pelan-pelan saja beritanya, Pak Gulo. Di mana ada pengaspalan seperti gelombang laut?” ujarnya kepada wartawan.

Namun, wartawan yang meliput sidak langsung menunjukkan lokasi jalan yang terlihat bergelombang. Konsultan pengawas proyek yang turut hadir pun memberikan pendapatnya. “Iya, ini tidak seperti gelombang laut, tapi jelas bergelombang,” katanya.

Selain kualitas aspal yang dipertanyakan, DPRD juga menemukan satu parit yang kualitasnya buruk, dengan plesteran yang sudah hancur. Sejumlah titik di jalan pun mengalami retak, termasuk beton bahu jalan yang terlihat sudah pada retak-retak meski belum lama dikerjakan.

Warga juga mengeluhkan adanya parit yang sudah diukur oleh konsultan namun hingga kini belum dibangun. Selain itu, juga memintakan solusi terhadap aspal yang sangat tinggi di depan rumah warga, namun belum di berikan beton bahu jalan, hingga warga ada mengeluh jika kebdaraan masuk keluar rumahnya dan sempat beberapa kali jatuh

DPRD berkomitmen untuk mengawal proyek ini hingga ada solusi yang memuaskan bagi masyarakat. Mereka menegaskan bahwa kualitas pekerjaan yang buruk tidak bisa dibiarkan, terutama karena proyek ini menggunakan dana publik dalam jumlah besar.

Dengan adanya inspeksi ini, diharapkan pemerintah daerah dan kontraktor bertanggung jawab serta segera mengambil langkah perbaikan. Masyarakat pun menunggu hasil RDP untuk memastikan apakah proyek ini akan diperbaiki atau ada konsekuensi bagi pihak yang terlibat. (Yeremia)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    error: Content is protected !!