Perundungan di Sekolah Dasar Kian Marak, Pihak Sekolah Diminta Bertanggung Jawab

banner 468x60

Minahasa Selatan. anaisaiber.com, – Kasus perundungan yang sering kita lihat baik secara langsung atau pun di media sosial yang marak terjadi, menimbulkan tanda tanya besar dalam dunia pendidikan.

Bagai mana tidak, sekolah yang adalah tempat membina dan membentuk moral anak seakan sudah tidak mampu lagi menghasilkan manusia” yang beradab dan bermoral.

banner 336x280

Dalam hal perundungan,yang banyak terjadi justeru mereka yang masih berstatus pelajar. Baik itu sekolah dasar, menengah pertama dan menengah keatas. Ini sangat sangat menyita perhatian masyarakat luas.

Dalam kasus yang terjadi pada Senin 03 November 2025 di salah satu sekolah yang berada di kec.Motoling kabupaten Minahasa Selatan menambah kekhawatiran masyarakat akan hal ini.

Karena kasus ini terjadi lagi dan menimpa anak wanita yang masih duduk di bangku sekolah dasar (SD) di salah satu sekolah yang berada di kecamatan Motoling.

Di ketahui, pada Senin 03 November 2025 sekitar pukul 11:30 siang, seorang anak sekolah dasar mendapatkan perlakuan yang tidak baik oleh teman-teman nya pas sepulang sekolah.

Perlakuan ini di alami oleh anak wanita (El)yang masih duduk di bangku kelas VI sekolah dasar di salah satu SD yang berada di kec. Motoling.

Saat di konfirmasi oleh media ini kepada korban dan orang tua nya, membenarkan akan hal yang menimpa anak nya.”Orang tua mana yang tidak keberatan anaknya di perlakukan seperti ini?

Pasti semua orang tua akan merasa kecewa jika hal seperti ini menimpa anak nya, apa lagi anak saya perempuan. (Ucap ibu korban)

Saat di tanya lebih lanjut kepada korban ia menjelaskan kronologi kejadian.

Dalam perjalanan sesaat pulang sekolah, saya dan rekan saya (perempuan) berjalan pulang bersama sama dan di ikuti oleh teman sekolah kami yang lain (cowok).

Dalam perjalanan tiba-tiba mereka menyiram kami dengan air yang di ambil dari selokan. Saya dan rekan saya langsung memarahi mereka namun tidak di hiraukan.

Lalu mereka menyiram lagi saya dan rekan saya, sampai baju kami basah. ucap anak yang jadi korban perundungan.

Di tambahkan lagi oleh orang tua korban, saya tidak terima perlakuan seperti ini kepada anak saya, karena akan mempengaruhi mental mereka di masa pertumbuhan nya.

Kasus ini pun di laporkan oleh orang tua korban kepada pihak sekolah Selasa, (04/11/2025) hari ini.

Dengan tenang nya,orang tua korban bercerita kepada pihak sekolah dalam hal ini kepala sekolah akan kejadian yang menimpa anak nya kemarin.

Dalam perbincangan dengan pihak sekolah,orang tua murid ini menceritakan maksud dan tujuan nya untuk lebih memperhatikan sifat dan tindakan dari anak” didik mereka, terlebih anak-anak yang melakukan tindakan perundungan kepada anak nya (El).

Saya ingin dari pihak sekolah untuk menyikapi akan kejadian ini agar tidak lagi terjadi kepada anak anak yang lain.

Ini sangat mempengaruhi pertumbuhan mental anak,apa lagi masih di bangku sekolah dasar. ucap ibu korban.

Dalam keterangan ibu korban pada media ini, atas apa yang di sampaikan nya kepada pihak sekolah, terkesan tidak di pedulikan.

Seolah olah anak saya yang salah dan hanya mendapatkan respon acuh tak acuh dari pihak sekolah (kepsek).

Dia (kepsek) berdalih bahwa, kejadian ini sudah di luar jam sekolah. nda mungkin toh guru-guru mo antar tu anak anak sampe di rumah masing masing. Itu kata kepsek. Tegas ibu korban.

Dengan sedikit rasa kecewa, ibu korban kemudian pamit pulang dan membawa anak nya (korban) untuk kembali pulang ke rumah.

Sampai berita ini di naikan, team mInvestigasi media ini masih akan melakukan kordinasi dengan pihak sekolah. Karena sepertinya, kepsek tidak memahami akan aturan PERMENDIKBUD NO. 46 Tahun 2023.

Tentang pencegahan dan penanganan kekerasan di lingkungan satuan pendidikan Yang bertujuan untuk menciptakan lingkungan belajar yang aman dan inklusif.

Peliput (Rio)

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *