Padangsidimpuan
analisasiber.com, – Pemerintah Kota (Pemko) Padangsidimpuan sedang berhemat. Tapi hematnya Pemko ini berujung petaka bagi media cetak lokal. Bukan efisiensi namanya, ini lebih mirip pembantaian! Dengan seenaknya, beberapa Organisasi Perangkat Daerah (OPD) di Pemko Padangsidimpuan memangkas pembayaran langganan koran. Bayar triwulanan? Ada. Stop langganan tanpa basa-basi? Ada juga!
Erijon Damanik, kepala biro pemasaran media cetak di Padangsidimpuan, menjerit kesakitan.”Bayar di muka sudah kita lakukan, eh sekarang diputus begitu saja! Ini namanya rugi besar!” Ratapan pilu ini mewakili nasib media cetak yang tercekik kebijakan efisiensi yang tak berperi kemanusiaan ini.
Kerugian finansial membayangi perusahaan media. Ketidakjelasan pembayaran dan minimnya komunikasi dari Pemko Padangsidimpuan menambah luka.”Aroma busuk ketidaktransparanan dan potensi penyimpangan anggaran pun tercium tajam. Langganan dihentikan seenaknya, tanpa pemberitahuan! Ini namanya arogansi kekuasaan!
Erijon menuntut transparansi.”Pemko Padangsidimpuan harus jujur! Jelaskan detail penghematan dan dampaknya, termasuk dampak mematikan bagi media! Buat komunikasi yang jelas, jangan main sembunyi-sembunyi!”
Ini bukan sekadar masalah efisiensi anggaran, ini soal tanggung jawab dan etika pemerintahan. Pemotongan anggaran tiba-tiba tanpa koordinasi yang memadai menunjukkan betapa Pemko Padangsidimpuan menyepelekan peran media dalam penyampaian informasi publik. Masyarakat berhak tahu bagaimana uang rakyat digunakan, bukan dibiarkan menguap tanpa jejak.
Pemko Padangsidimpuan harus bertanggung jawab! Berikan penjelasan rinci dan transparan! Buka ruang dialog dengan media cetak, cari solusi yang adil, bukan malah menghancurkan! Ke depannya, rencanakan kebijakan efisiensi dengan matang, libatkan mitra kerja, dan jangan sampai ada lagi korban seperti media cetak yang terhempas kebijakan yang tak berhati nurani ini. Jangan sampai efisiensi berujung pada pembungkaman suara rakyat! (Hendri)
Komentar