Pandeglang, Banten — AnalisaSiber.com — Pelaksanaan program pembangunan tangki septik dalam rangka pengelolaan dan pengembangan sistem air limbah domestik (SPALD) di Desa Sindang Hayu, Kecamatan Saketi, Kabupaten Pandeglang, diduga mengalami keterlambatan. Selain itu, para pekerja proyek mengeluhkan rendahnya upah yang mereka terima.
Berdasarkan penelusuran langsung tim wartawan ke beberapa lokasi pembangunan di Desa Sindang Hayu, diketahui bahwa anggaran proyek tersebut dialokasikan melalui Dinas Pekerjaan Umum dan Penataan Ruang (DPUPR) Kabupaten Pandeglang. Total anggaran sebesar kurang lebih Rp 9 miliar tersebut diperuntukkan bagi 49 desa di wilayah Kabupaten Pandeglang.
Seorang pekerja di Kampung Kadu Tewel, Desa Sindang Hayu, yang diketahui bernama Piong, mengungkapkan bahwa dirinya telah bekerja hampir tiga minggu di rumah Umed, salah satu Keluarga Penerima Manfaat (KPM) tangki septik. Menurutnya, upah yang diterima untuk sistem kerja borongan hanya sebesar Rp 2 juta.
“Sudah hampir tiga minggu saya kerja di sini, tapi kami hanya dibayar Rp 2 juta untuk kerja borongan. Pekerja lain juga menerima bayaran yang sama,” ujarnya kepada wartawan di lokasi.
Tim media berupaya meminta konfirmasi dari pihak pelaksana proyek yang berinisial D. Namun hingga berita ini ditayangkan, upaya konfirmasi tidak membuahkan hasil. Pihak yang bersangkutan tidak merespons panggilan telepon maupun pesan yang dikirimkan.
Kondisi ini menimbulkan tanda tanya besar mengenai transparansi dan kelayakan upah dalam pelaksanaan proyek tersebut, yang sejatinya bersumber dari dana publik.
Penulis: Dedi Supandi – Kepala Biro Pandeglang
Editor: Redaksi Analisa Siber Banten.
Komentar