MENU Senin, 14 Apr 2025

“Oknum Polisi Diduga Aniaya Remaja hingga Tewas, Polri: Itu Tindakan Kriminal

waktu baca 3 menit
Minggu, 16 Mar 2025 15:28 117 Redaksi Padangsidimpuan

REMAJA MENINGGAL- PBS (18) siswa salah satu sekolah menengah atas (SMA) swasta dirawat di rumah sakit setelah diduga dianiaya oleh oknum polisi pada Minggu (9/3/2025) malam. Korban meninggal dunia dan keluarga sedang melakukan prosesi pemakaman dengan hati-hati pihak kepolsian melakukan proses penggalian kembali jenajah yang telah dikuburkan dalam konteks kasus kematian yang mencurigakan atau memerlukan penyelidikan lebih lanjut (diekshumasi hari ini)

analisasiber.com, – Sumatera Utara Polres Asahan menyelidiki soal kematian seorang remaja bernama Pandu Brata Syahputra Siregar (18) yang disebut-sebut ditendang oknum polisi di Kabupaten Asahan, Sumatera Utara (Sumut). Pihak kepolisian melakukan ekshumasi atau pembongkaran makam Pandu.

Ekshumasi itu dilakukan di Huta I Parlakitangan Sordang Baru, Kecamatan Ujung Padang, Kabupaten Simalungun, hari ini.

“Iya, benar (diekshumasi hari ini),” kata Kapolres Asahan AKBP Afdhal Junaidi saat dikonfirmasi, Lewat via Seluler polisi ingatkan pentingnya klarifikasi Minggu (16/3/2025).

Kronologi Remaja di asahan dituding tewas ditendang polisi saat balapan

Afdhal menyebut keluarga korban telah membuat laporan polisi atas kejadian itu. Hasil ekshumasi itu nantinya akan disampaikan dalam konferensi pers.

“Hasilnya akan disampaikan saat press rilis ya,” ujarnya.

Sebelumnya, beredar informasi yang menyebutkan Pandu tewas usai ditendang oknum polisi. Polres Asahan membantah informasi tersebut.

“(Ditendang polisi) itu kan kata-kata netizen,” kata Afdhal Junaidi saat dikonfirmasi lewat Via Seluler, Netizen Wajib Tahu.

Kasi Humas Polres Asahan Iptu Anwar Sanusi juga membantah informasi bahwa remaja tersebut tewas karena ditendang oknum polisi.

“Nggak benar itu beritanya,” kata Anwar.

Anwar Sanusi mengatakan peristiwa itu berawal pada Minggu (9/3) sekira pukul 00.30 WIB. Saat itu, personel Polsek Simpang Empat menerima informasi dari masyarakat soal ada sejumlah pemuda yang diduga akan melakukan balap liar di Jalan Sungai Lama, Desa Perkebunan Hessa, Kecamatan Simpang Empat.

Petugas pun menuju lokasi dan menemukan sekitar 50 orang anak muda tengah berkumpul. Belakangan diketahui bahwa para pemuda itu hendak balap lari, bukan balap liar.

“Datanglah masyarakat, karena lagi hangat-hangatnya geng motor itu, dilapor ke polsek, dirasa (masyarakat) mau balap liar.

Ada anak sekolah teman dia (korban) yang tahu dia ada sakit sesak atau apa. Rupanya atlet lari anak ini (Pandu), masyarakat menginformasikan ke polsek balap liar, ternyata orang ini mau balap lari,” kata Anwar, Rabu (12/3).

Lalu, pihak kepolisian membubarkan gerombolan pemuda tersebut dan melanjutkan patroli ke arah Desa Sei Lama. Kemudian, saat patroli itu, petugas menemukan empat pemuda, salah satunya korban, tengah mengendarai satu sepeda motor melaju dengan kecepatan tinggi dan ugal-ugalan.

Petugas pun mencoba menghentikan para pemuda tersebut, tetapi mereka tidak mau berhenti.

Lalu, petugas terus mengikuti keempat orang tersebut. Setibanya di Desa Sei Lama, korban yang berada duduk di paling belakang melompat ke arah kanan dan terjatuh telungkup ke tanah. Setelah itu, korban pun mencoba melarikan diri dan kembali terjatuh. Sementara rekannya pergi meninggalkan korban.

Selanjutnya, personel mendekati korban dan menemukan bagian pelipis korban terluka dan mengeluarkan darah. Lalu, pihak kepolisian membawa korban ke Polsek Simpang Empat.

“Saat itu, juga personel polsek membawanya ke Puskesmas Simpang Empat untuk dilakukan tindakan medis. Lebih kurang 30 menit, personel kembali membawa korban ke polsek untuk dilakukan pembinaan,” ujarnya.

Kemudian sekira pukul 10.00 WIB, keluarga Pandu datang ke polsek untuk menjemputnya. Anwar mengatakan korban meninggalkan polsek dalam keadaan sehat.

Jadi, kata Anwar, tidak ada penganiayaan yang dilakukan oleh pihak kepolisian ke korban. Hal itu juga dibuktikan dari rekaman CCTV. Anwar juga menjelaskan bahwa pihaknya sempat melalukan tes urine ke korban. Hasilnya, Pandu positif mengonsumsi narkoba.

“Selama yang bersangkutan berada di Polsek Simpang Empat tidak ada tindakan kekerasan ataupun tindakan fisik yang dilakukan oleh personel polsek selain pemeriksaan urine. Begitu juga pengakuan Pandu kepada pihak keluarga yang bersangkutan tidak ada dianiaya petugas polri,” ujarnya. (Hendri)

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    error: Content is protected !!