Tangerang,Analisasiber.com-Seiring dengan semakin maraknya organisasi yang berorientasi mengejar pamor kekuasaan, banyak di antara mereka yang berlomba-lomba mencari pengikut sebanyak-banyaknya guna memperkuat barisan. Organisasi-organisasi ini sering kali lebih fokus pada sisi kuantitas daripada kualitas, di mana semakin banyak pengikut dianggap sebagai indikator keberhasilan.
Senin,21/10/2024
Padahal, tujuan awal dari organisasi semacam ini adalah untuk memerdekakan individu dan menggapai kualitas kesadaran spiritual yang lebih baik. Harapannya, dengan kesadaran spiritual yang meningkat, kualitas hidup pun akan turut meningkat. Namun, yang terjadi justru sebaliknya, banyak orang terjebak dalam chaos kesadaran spiritual dan beragama. Fenomena ini menunjukkan adanya kegagalan dalam mewujudkan tujuan ideal yang semula dicanangkan.
Pernyataan dari Nedi (Nurhaedi) menguatkan situasi ini, “Serba kebalik (wolak-waliking jaman), banyak orang tidak menyadari jika dirinya sedang tidak sadar. Yang sadar dianggap tidak sadar, yang tidak sadar merasa dirinya sadar.” Pernyataan ini menggambarkan realitas di mana kebingungan dan kesalahpahaman tentang spiritualitas dan kesadaran semakin meluas di masyarakat. Orang yang benar-benar sadar justru sering dianggap salah, sementara mereka yang sebenarnya tidak sadar merasa paling benar.
Fenomena ini patut menjadi bahan renungan bersama, mengingat betapa pentingnya menjaga kualitas kesadaran spiritual demi tercapainya kehidupan yang lebih baik dan harmonis.
Nedi. (NURHAEDI)
Tidak ada komentar