BITUNG, ANALISASIBER.COM – Kekhawatiran masyarakat terhadap maraknya aksi kejahatan di Kota Bitung semakin memuncak. Dalam sebulan terakhir, serangkaian insiden penikaman kembali terjadi dan menelan korban jiwa. Aksi-aksi premanisme tersebut dilakukan oleh kelompok premanisme yang menggunakan senjata tajam dan busur panah jenis panah wayer.
Menanggapi kondisi ini, Tim Resmob Polres Bitung mulai mengedarkan peringatan kepada masyarakat melalui berbagai platform media sosial. Edaran bertuliskan “Waspada” disebarluaskan sebagai bentuk imbauan agar masyarakat tetap siaga terhadap ancaman kekerasan jalanan.
Namun, Raynaldi ILyas salah satu Tokoh Aktivis Pemuda di Kota Bitung menilai langkah itu belum dianggap cukup dalam penanganan aparat terhadap pelaku-pelaku yang justru didominasi anak di bawah umur.
“Sebagian besar pelaku ini bukan hanya di bawah umur, tapi juga residivis. Mereka bukan anak-anak yang tidak tahu apa-apa. Mereka sudah tahu persis apa yang mereka lakukan dan tetap mengulanginya karena tidak pernah mendapat efek jera,” ujar Reynaldi.
Reynaldi mendesak pihak kepolisian untuk lebih serius menanggapi fenomena ini dan tidak terus-menerus berlindung pada dalih keterbatasan hukum terhadap anak di bawah umur.
“Kami paham bahwa ada Undang-Undang Perlindungan Anak, tapi kalau sudah berulang kali dan membahayakan nyawa warga, harus ada sikap tegas. Jangan sampai perlindungan hukum dijadikan perisai oleh pelaku kriminal,” lanjutnya.
Ia juga menilai perlu adanya sinergi yang lebih luas. “Keterlibatan berbagai elemen organisasi masyarakat sangat dibutuhkan untuk melakukan antisipasi bersama, sebelum jatuh korban jiwa berikutnya,” tegas Reynaldi.
Sementara itu, pihak kepolisian terus meningkatkan patroli dan pemetaan wilayah rawan. Masyarakat diimbau untuk tetap waspada dan melaporkan setiap aktivitas mencurigakan namun langkah tersebut belum terlihat optimal, korban jiwa terus bertambah dan aksi-aksi premanisme terus terjadi secara beruntun (POLAPA)
Tidak ada komentar