Mappadendang Sesong 3: Warga Bara Batu Kukuhkan Tradisi dan Persatuan
ANALISASIBER. COM. Pangkep, 12 Juli 2025 — Semangat pelestarian budaya lokal kembali digaungkan masyarakat hvft Desa Bara Batu, Kecamatan Labakkang, Kabupaten Pangkep, melalui gelaran Mappadendang Sesong 3 yang sukses digelar pada Sabtu malam (12/7). Acara budaya ini berlangsung meriah, tertib, dan penuh nuansa kekeluargaan, disambut antusias oleh masyarakat dari berbagai kalangan.
Mappadendang merupakan tradisi khas Bugis-Makassar yang dilakukan sebagai bentuk rasa syukur atas hasil panen. Dalam tradisi ini, para perempuan menumbuk padi secara serentak di atas lesung besar, menciptakan bunyi ritmis yang menjadi ciri khas budaya agraris masyarakat Sulawesi Selatan. Selain sebagai bentuk penghormatan terhadap hasil bumi, mappadendang juga menjadi simbol persatuan dan kekompakan warga.
Acara ini turut dihadiri oleh sejumlah pejabat daerah dan tokoh masyarakat, di antaranya,. Wakil Bupati Pangkep, H. Abdul Rahman Asagaf, beserta istri.
Ketua DPRD Pangkep, H. Haris Gani. Kades Bara batu Haris,. S. kom.
Dandim 1421/Pangkep, Kapten Inf. Fajar.
Kapolres Pangkep, AKBP Muh. Husni Ramli. Selain itu, hadir pula organisasi masyarakat Kiwal Garuda Hitam Pangkep, tokoh adat, pemuda desa, serta ratusan warga yang memadati lapangan utama tempat acara digelar.
Dalam sambutannya, Wakil Bupati Pangkep menyampaikan apresiasi yang tinggi kepada masyarakat Desa Bara Batu atas inisiatif dan komitmen mereka dalam menjaga warisan budaya leluhur. Ia menegaskan bahwa pemerintah daerah akan terus mendukung kegiatan-kegiatan pelestarian budaya sebagai bagian penting dari pembangunan karakter dan identitas daerah.
“Tradisi seperti mappadendang bukan sekadar pertunjukan, melainkan kekayaan budaya yang memperkuat jati diri kita sebagai masyarakat Pangkep. Ini harus kita jaga bersama,” ujar H. Abdul Rahman Asagaf di hadapan warga.
Acara Mappadendang Sesong 3 juga dimeriahkan dengan penampilan seni tradisional, tari-tarian daerah, serta hiburan rakyat lainnya. Antusiasme warga terlihat dari tingginya partisipasi, termasuk dari kalangan muda yang ikut dalam prosesi budaya tersebut. Hal ini menunjukkan bahwa tradisi lokal masih melekat kuat di tengah masyarakat, bahkan di era modern.
Dengan pengamanan yang baik serta koordinasi antara panitia, aparat desa, dan pihak keamanan, acara berlangsung aman dan lancar hingga akhir. Warga pun berharap kegiatan seperti ini bisa terus dilestarikan dan dijadikan agenda rutin tahunan, tidak hanya sebagai hiburan, tetapi juga sebagai sarana pendidikan budaya bagi generasi penerus.
Muh. Ridwan
Komentar