Libur Ramadan Tahun Ini Lebih Panjang dari Tahun Sebelumnya, Kemenag Tapanuli Selatan Beri Pesan Ini

banner 468x60

analisasiber.com, – Tapanuli Selatan Libur sekolah selama Ramadan tahun ini berbeda. Lebih panjang dibanding tahun lalu. Karena itulah, pemerintah meminta agar para orang tua memberi perhatian lebih. Terutama melakukan pendampingan ketika para siswa belajar mandiri di rumah.

Skema libur sekolah selama puasa dan Hari Raya Idul Fitri tersebut ditentukan berdasarkan surat edaran bersama (SEB) tiga menteri.

banner 336x280

Yaitu Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah (Dikdasmen), Menteri Agama (Menag), dan Menteri Dalam Negeri (Mendagri). Yang mengatur libur dalam dua tahap. Di awal dan akhir Ramadan atau saat Idul Fitri.

Itu SKB (surat keputusan bersama, Red) yang ditandatangani tiga menteri,” terang Kepala Kantor Kementerian Agama (Kankemenag) Kabupaten Tapanuli Selatan H. Masir Rambe, MA,

Kakankemenang mencontohkan, libur sekolah selama Ramadan tahun ini lebih panjang dari tahun sebelumnya. Khususnya di awal bulan. Kondisi ini memerlukan perhatian lebih dari orang tua.

Ini tentu menjadi tugas orang tua untuk memahamkan kepada anak agar fokus ke keagamaan. Jadi tidak hanya sekadar libur saja,” ingatnya.

Libur yang lebih panjang itu diharapkan bisa mendorong anak agar lebih berkhidmat untuk pembelajaran keagamaan. Seperti contoh melalui kegiatan pesantren.

“Nanti orang tua tetap harus memberikan pengawasan,” tandasnya.

Untuk diketahui, berdasar Surat Edaran Bersama tentang Pembelajaran selama Ramadan 1446 H/2025, proses belajar mengajar mengarah pada kegiatan yang bermanfaat untuk meningkatkan iman dan takwa.

Selain itu juga peningkatan akhlak mulia, kepemimpinan, dan kegiatan sosial yang membentuk karakter mulia. Di antaranya seperti tadarus Alquran, pesantren kilat, hingga kajian keislaman.

Berdasar surat edaran bersama tiga menteri itu, libur awal Ramadhan diterapkan pada 27 dan 28 Februari serta 3-5 Maret 2025.

Kemudian, pembelajaran di sekolah dan madrasah kembali berlangsung pada 6 – 25 Maret 2025.

Kemudian, libur akhir Ramadan ditetapkan pada 26-28 Maret serta 1-8 April 2025. Kegiatan pembelajaran kembali dilaksanakan pada 9 April 2025.

Terpisah, Kepala Dinas Pendidikan (Disdik) Kabupaten Tapsel Arman. Pasaribu melalui Kepala Bidang Pendidikan Dasar Sarif Husin Harahap mengatakan, sekolah dari jenjang TK, SD, dan SMP di Kota Kediri juga akan mengadopsi SEB tersebut.

Di luar itu, penyelarasan waktu pembelajaran juga akan diterapkan. Itu dengan tujuan agar siswa bisa tetap fokus dalam belajar namun tidak sampai mengganggu puasa.

“Seperti jenjang TK dan SD itu penyelarasan waktunya menjadi 25 menit per jam pelajaran. Sebelumnya 30 menit,” ujar pria yang akrab disapa Sarif itu.

Kemudian, untuk jenjang SMP waktunya menjadi 30 menit per jam pelajaran. Itu lebih singkat dari yang sebelumnya 40 menit per jam pelajaran. Praktis, jam pembelajaran di sekolah pun akan lebih singkat.

“(Jam pulang sekolah, Red) TK dan SD paling sore sekitar pukul 11.00. Kalau SMP paling sore pukul 12.00,” beber Sarif.

Masih mengacu pada SEB itu, kegiatan belajar di sekolah selama bulan Ramadan akan berfokus pada kegiatan bernilai keagamaan, peningkatan iman dan takwa, serta kepemimpinan. Dinas pun berharap sekolah dapat menerapkan pembiasaan-pembiasaan.

“Maksudnya bisa saja masing-masing sekolah mengadakan salat duha setiap pagi, atau hafalan surat pendek,” urainya terkait arahan yang teknisnya dikembalikan pada kebijakan masing-masing sekolah itu.

Penekanan pada pembelajaran keagamaan dan karakter itu juga berlaku untuk siswa non-muslim. Sekolah tetap diarahkan untuk melaksanakan kegiatan rohani sesuai agama dan kepercayaan siswa.

Terkait libur awal Ramadan, Sarif juga membenarkan tahun ini lebih lama. Yakni, tujuh hari termasuk akhir pekan.

Menyikapi itu, dinas pendidikan mengarahkan sekolah sebisa mungkin memberikan tugas literasi kepada siswa.

“Semacam membuat laporan, bercerita atau deskripsi tentang kegiatan keagamaannya atau pengalaman belajar mandiri di lingkungan rumah atau di tempat ibadahnya masing-masing,” beber Sarif.

Dengan begitu, diharapkan kemampuan literasi anak bisa meningkat. Laporan itu tetap disesuaikan dengan jenjang kelas masing-masing.

Mungkin anak kelas 1 dan 2 (sekolah dasar) hanya diberi beban membuat gambaran dengan menggambar. Karena mungkin kemampuan menulisnya masih kurang,” sambungnya.

Selama pembelajaran mandiri itu pula, pihaknya juga mendorong agar orang tua bisa berperan aktif untuk membimbing dan mendampingi anak.

“Kualitas kebersamaan mereka juga bisa lebih meningkat. Ini kan juga berpengaruh di kepribadian dan karakter anak juga,” pungkasnya.(Hendri)

 

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *