Analisasiber.com, Manado – Informasi intelijen politik terbaru mengungkapkan hasil kajian internal yang dilakukan oleh konsultan politik PDIP. Hasil tersebut menunjukkan adanya penurunan persepsi publik terhadap partai berlambang banteng ini. Fenomena kejenuhan terhadap pemerintahan yang didominasi oleh PDIP turut memperburuk tingkat kepuasan masyarakat.
Menurut sumber yang diperoleh, konsultan politik PDIP merekomendasikan beberapa langkah strategis untuk mengatasi tren negatif ini. Salah satunya adalah membangun citra bahwa PDIP sudah mulai merapat ke Prabowo Subianto. Langkah ini dinilai penting guna merebut hati pendukung Prabowo dan Jokowi, sekaligus menyelamatkan elektabilitas partai di berbagai daerah, termasuk di Sulawesi Utara.
“Konsultan politik merekomendasikan agar PDIP memberikan sinyal mendukung Prabowo. Jika langkah ini tidak diambil, suara PDIP diprediksi akan terus merosot,” ungkap sumber tersebut.
Di Sulawesi Utara, fenomena ini terlihat dari beberapa indikasi. Baliho calon gubernur PDIP, Steven Kandouw, tidak mencantumkan logo partai di sejumlah titik sebelum pendaftaran ke KPU. Selain itu, Gubernur Olly Dondokambey (OD) juga kerap mengeluarkan pernyataan yang menyiratkan bahwa PDIP sudah bersahabat dengan Prabowo, seperti narasi bahwa Pilpres sudah usai dan PDIP bersama Prabowo.
OD bahkan sempat menyatakan bahwa Ketua Umum PDIP, Megawati Soekarnoputri, akan segera bertemu dengan Prabowo sebagai langkah politik ke depan. Ini dinilai sebagai upaya memberikan kesan bahwa PDIP siap mendukung Prabowo, sekaligus mempengaruhi pemilih di Sulut agar yakin bahwa Prabowo akan mengakomodir calon kepala daerah dari PDIP.
Namun, sejumlah pengamat menilai bahwa langkah ini justru kontradiktif dengan realitas politik di lapangan. “Prabowo tentu memiliki agenda politik sebagai Ketua Umum Partai Gerindra dan pemimpin Koalisi Indonesia Maju (KIM). Langkah PDIP untuk merapat ke Prabowo bisa jadi tak selaras dengan kepentingan politik lokal dan nasional yang Prabowo bangun,” ungkap seorang analis politik lokal.
Bagi masyarakat Sulut, penting untuk tidak mudah terpengaruh oleh manuver politik ini. Mengingat Prabowo memiliki kepentingan yang lebih luas dalam memperkuat fondasi politik di berbagai daerah, langkah pencitraan yang dibangun oleh PDIP Sulut bisa jadi hanyalah taktik sementara.
Sulut saat ini menjadi salah satu medan pertempuran politik yang cukup menarik untuk disimak, terutama menjelang Pilkada 2024. Bagaimana perkembangan strategi politik PDIP ke depan dan bagaimana respons masyarakat, masih menjadi tanda tanya besar. (Fx Melo)
Tidak ada komentar