Tapanuli Tengah,Analisasiber.com – 11 April 2025
Maraknya praktik illegal fishing oleh kapal pukat trawl di perairan pantai barat Sumatera Utara, khususnya di wilayah Kabupaten Tapanuli Tengah (Tapteng), memicu reaksi keras dari Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Tapteng, Anto Sihaloho. Ia mendesak Bupati Tapteng, Masinton Pasaribu, SH, untuk mengambil tindakan tegas terhadap aktivitas ilegal tersebut.
Dalam wawancara bersama tim media AnalisaSiber.com, Jumat (11/04/2025), Anto mengungkapkan bahwa kehadiran kapal pukat trawl kerap menimbulkan konflik dengan nelayan tradisional. “Baru-baru ini terjadi insiden di sekitar Pulau Mursala, di mana satu unit kapal pukat trawl, KM Hartati 08, menabrak kapal nelayan kecil yang sedang menarik jaring. Kapal nelayan nyaris tenggelam akibat insiden tersebut,” ujarnya.
Anto menambahkan, beberapa waktu lalu dirinya turun langsung ke Pulau Mursala dan menyaksikan setidaknya 10 unit kapal pukat trawl yang beroperasi di dekat pantai. Merespons kondisi ini, ia telah mengirim surat resmi kepada Kepala PSDKP Lampulo Banda Aceh, Abdul Quddus, S.St.Pi, M.Pi, guna meminta bantuan penertiban.
“Pak Abdul Quddus menyatakan bahwa demi efisiensi anggaran, ia akan turun langsung ke Tapteng menggunakan kapal yang lebih hemat. Setelah tiba di sini, baru akan dilakukan pembahasan lebih lanjut,” kata Anto menirukan jawaban dari pihak PSDKP.
Anto juga mengajak rekan-rekan media untuk turut serta meminta pernyataan langsung dari Kepala PSDKP saat berkunjung ke Tapteng nantinya. Ia berharap hal ini bisa mendorong keseriusan pemerintah dalam menertibkan pukat trawl yang meresahkan para nelayan kecil.
“Keberadaan pukat trawl ini seolah-olah dibiarkan. Para penegak hukum sepertinya menutup mata, padahal alat tangkap ini jelas-jelas ilegal dan sangat merugikan kami nelayan kecil,” tegas Anto.
Ia menutup keterangannya dengan harapan besar kepada Bupati Tapteng. “Tolonglah, Pak Bupati, bantu kami nelayan kecil ini agar kami bisa terus mencari nafkah, menyekolahkan anak-anak, dan hidup layak. Kami hanya ingin laut kami bersih dari alat tangkap yang merusak,” pungkasnya.
(Ranto Manalu & Bahri Hutauruk – AnalisaSiber.com) Editor Redaksi Banten
Tidak ada komentar