oleh

Eksekusi Arsitek UI Jakarta Jelajah Kehidupan Masyarakat Kajang Pelihara Harmoni Tradisi Dan Alam

banner 468x60

 

ANALISASIBER.COM. Bulukumba – Tim Ekskursi Arsitektur Universitas Indonesia (UI) Depok Jakarta, beberapa divisi cukup memecah dari pagi hingga sore keliling di area luar untuk mengambil data dan sore ke malam, beberapa anggota ke kawasan dalam untuk mengikuti ritual di 2 rumah, salah satunya di rumah Amma Toa, Tana Toa Kajang Kabupaten Bulukumba Provinsi Sulawesi Selatan pada Kamis, 24 Juli 2025.

banner 336x280

Sebagaimana disampaikan Ketua Pelaksana Ekskursi ARSUI ini Maira Aisya, kali ini tim akan melakukan kegiatan menjelajahi kehidupan masyarakat Kajang yang memelihara harmoni antara tradisi dan alam di Tana Toa Kajang Kabupaten Bulukumba dari tanggal 13 Juli hingga 7 Agustus 2025.

“Ekspedisi Ekskursi kali ini melibatkan total personil timbes ada 30 orang mahasiswa (9 tim sketsa, 9 tim pemetaan, 5 tim film, 3 tim foto, 4 tim wawancara) dan berlangsung selama lebih dari tiga minggu sejak 13 Juli hingga 7 Agustus 2025, akan melakukan pengamatan, wawancara, dan pendokumentasian menyeluruh terhadap bangunan tradisional serta kehidupan sosial masyarakat Kajang,” paparnya.

Menurutnya, mereka terdiri dari mahasiswa angkatan tahun 2022 sampai 2024 sebagai berikut : Pemetaan (Maira A22, Abel A22, Zara A22, Khansa AI22, Melisa A22, Khalil AI22, Kalila A23, Ara A23, Fiya A24), Sketsa (Fira A22, Fathan A22, Caca A22, Quina A22, Elmerilia AI22, Vin A23, Ashya A24, Ilham A24, Hanum AI24), Wawancara (Nabila AI22, Gilbert A22, Nayaka A22, Zahna A24), Film (Aghna A23, Halim A23, Acha A23, Naufal A24, Aisha AI24), dan Foto (Shaquille AI22, Bhagas AI22, Raniya AI24).

Salah satu Tim Wawancara Zahna Joenia Sriputeri A24 kebetulan adalah jebolan asal SMA Negeri 1 Pangkep Sulsel, meneruskan dari reverensi bahwa Ekskursi adalah kegiatan belajar di luar kelas atau tempat belajar formal (seperti sekolah atau kampus) yang bertujuan untuk memberikan pengalaman langsung kepada peserta didik terkait materi yang dipelajari.

Ini bisa berupa kunjungan ke tempat-tempat yang relevan dengan studi, seperti museum, pabrik, lokasi bersejarah, atau bahkan tempat-tempat alam,” lanjutnya.

Zahna mengatakan, keberadaan Tim ekskursi Arsui tiba di Bulukumba 2 gelombang kelompok besar pertama Tim Advance Ekskursi yang terdiri dari Maira, Abel, Nabila, Fathan, Nayaka, berangkat dan boarding Ahad 13 Juli tiba dari Jakarta menuju Makassar. Senin 14 Juli sudah melakukan perizinan ke Bupati dan mendapat dukungan penuh dari Pemda terutama divisi Riset dan Inovasi. Rabu 16 Juli tim advance memasuki area Kajang Dalam.

Sementara tim besar lewat Fira waktu itu dari Kampus UI mengabarkan sudah melakukan pemaparan final dan pelepasan tim besar dengan dosen-dosen pendamping, berangkat pada hari Sabtu, 19 Juli 2025 di terminal 1 bandara Soekarno Hatta, dari kampus UI Depok ke Bandara Sukarno-Hatta Jakarta dengan pesawat tiba di Makassar pukul 20 Juli pukul 02.05 dengan Bus yang sudah di Siapkan menuju Tanah Toa Kajang Bulukumba Sulsel dan tiba pukul 08.40.

21 Juli tim wawancara, foto, dan film langsung melakukan tugas berkunjung di rumah warga, kemudian tim sketsa berkeliling dan mapping di kajang dalam, menikmati keseruan keunikan ciri khas masyarakat disana khususnya Tanan Toa Kajang yang sesuai ketentuan tradisi masuk kawasan disana salah satu syaratnya memakai pakaian yang serba hitam tidak boleh disertai peralatan tekhnologi,” ungkapnya.

Ditambahkan Maira lagi, kami sudah bertemu beberapa pihak pemerintah, dari Bupatu Bulukumba, Kepala Riset dan Inovasi Pemkab Bulukumba, Kepala Desa Tana Toa serta beberapa staf desanya, Amma Toa, dan beberapa figur desa lainnya dari pemangku adat (Galla). Dari diskusi dengan tokoh-tokoh tersebut, terutama Amma Toa dan pemangku adat, kami banyak belajar terkait histori dan adat di Kajang serta terkait berbagai prosesi ritual dan latar belakangnya.

Banyak sekali catatan menarik yang kami dapatkan, terutama terkait arsitektur mereka yang cukup modular, dan bisa di bongkar pasang serta perluas untuk keperluan acara adat, serta banyaknya acara adat yang dilakukan disini, di mana setiap ada orang yang meninggal, diadakan upacara ritual tiap sepuluh hari hingga hari ke 100. Kami belajar banyak sekali terkait keterikatan adat, keseharian, alam, dan arsitektur pada masyarakat adat Kajang,” jelasnya.

Ditambahkannya, selama beberapa hari ini, kami sudah melakukan beberapa aktivitas seperti mendokumentasikan beberapa ritual warga seperti ritual 20 hari kematian dan ritual penancapan pagar. Pada keseharian, kami banyak mengelilingi desa, mendokumentasikan banyak bentuk arsitektur, alam, dan keseharian untuk keperluan pengambilan data, seperti kegiatan berladang, membuat rumah kandang sapi, dan keseharian lainnya.

  ( St. Aisyah )

banner 336x280

Komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *