analisasiber.com, – Padangsidimpuan Dipicu hujan dengan intensitas tinggi pada Jum’at (13/3), banjir dan tanah longsor terjadi di Kota Padangsidimpuan, Provinsi Sumatera Utara , pada Sabtu (14/3), yang menyebabkan 1 warga Tapanuli Selatan (tapsel) Meninggal Dunia (FS) dan 2 warga Sihitang dinyatakan hilang, sampai saat ini masih dalam pencarian tim SAR.
Berdasarkan update data yang dihimpun oleh Badan Nasional Penanggulangan Bencana (BNPB) perhari ini, Minggu (16/3), tercatat sebanyak 6 kecamatan yang terlanda bencana tersebut yakni Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, Padangsidimpuan Tenggara, dan Hutaimbru.
Sedangkan kelurahan atau desa yang terdampak yakni Kelurahan Sadabuan, Kelurahan Tobat, dan Kelurahan Kantin di Kecamatan Padangsidimpuan Utara. Lalu Kelurahan Ujung Padang, Kelurahan Aek Tampang, Kelurahan Losung, Kelurahan Sitamiang Baru di Kecamatan Padangsidimpuan Selatan, kemudian Gang OtoaYana, Gang Salak Permai, Gang Tanggal, Gang Libers – Kawasan Hapinis Kelurahan Batunadua Julu di Kecamatan Padangsidimpuan Batunadua.
Selanjutnya Desa Rimba Shoping, Desa Sima Tohir di Kecamatan Padangsidimpuan Angkola Julu, serta Desa Pulo Bauk dan Desa Huta Lombang di Kecamatan Padangsidimpuan Tenggara.
Daftar nama korban yang dinyatakan meninggal dunia :
1. Feri Siregar (L/21th)
Daftar nama korban yang masih dalam pencarian:
1. Ali Rasmi Hasibuan (L/47th)
2. Bangun Hutabarat (L/70th)
Kepala Bidang Peralatan BPBD Padang Sidempuan, Sri Wahyuni Pancasilawati, mengungkapkan bahwa dua kecamatan terkena dampak langsung, yaitu Padang Sidempuan Utara dengan 472 jiwa dan Padangsidimpuan Selatan sebanyak 582 jiwa.
“Jumlah pengungsi masih dalam proses pendataan, sementara satu warga dilaporkan meninggal dunia akibat bencana ini,” jelasnya dalam keterangan yang diterima, Jakarta, Sabtu, (15/3/2025) banjir juga menyebabkan kerusakan pada fasilitas umum, termasuk tertutupnya Jalan Padangsidimpuan Batunadua akibat longsor selain itu, jalur nasional di Hapinis, Kelurahan Batunadua Julu, dekat Simpang Batu Bola, turut terdampak.
Pusdalops PB Sumut mencatat rumah yang mengalami rusak berat akibat peristiwa naas tersebut sebanyak 164 unit atau lebih banyak dari rusak sedang yang tercatat 103 unit.
Sementara kategori rusak ringan tercatat paling banyak paling banyak dibandingkan dua kategori tersebut atau mencapai 228 rumah.
Selain itu banjir dan tanah longsor yang melanda enam kecamatan dan puluhan kelurahan maupun desa ini juga mengakibatkan satu sekolah rusak sedang dan rusak ringan serta rumah ibadah satu rusak sedang dan juga satu rusak ringan.
Sebagai langkah percepatan penanganan bencana di Kota Padangsidimpuan, Dinas PUPR telah menurunkan alat berat. Adapun kebutuhan mendesak seperti makanan siap saji, air mineral, selimut, matras, alat kebersihan dan hygiene kit masih dibutuhan para pengungsi terutama yang sedang mengungsi secara mandiri.
Kondisi mutakhir hingga kini banjir dinyatakan telah surut total. Adapun kondisi terkini terkait bencana tanah longsor, berdasarkan hasil rapat koordinasi dengan lintas sektor, Pemerintah Kota Padangsidimpuan menetapkan Enam kecamatan yang masih dalam masa tanggap darurat antara lain, Padangsidimpuan Utara, Padangsidimpuan Selatan, Padangsidimpuan Batunadua, Padangsidimpuan Angkola Julu, Padangsidimpuan Tenggara, dan Hutaimbru.
Sejalan dengan keputusan tersebut, Pemerintah Kota Padangsidimpuan bersama pihak terkait telah melakukan pendataan dan evakuasi warga terdampak. mendirikan posko kesehatan, dapur umum, dan tenda darurat di beberapa titik untuk membantu korban.
Upaya penanganan terus dilakukan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kota Padangsidimpuan bersama dengan Pemerintah Kota (Pemko Padangsidimpuan), Badan SAR Nasional (Basarnas), TNI, Polri serta semua unsur terkait.
BNPB sebagai leading sector, masih melakukan pendampingan sebagai upaya percepatan penangan banjir dan tanah longsor di Kota Padangsidimpuan.(Hendri)
Tidak ada komentar