Percakapan WA Diduga Milik Legislator HI Viral, HMI Pangkep Geruduk DPRD: Publik Minta Jawaban
ANALISASIBER.COM. Pangkep — Gelombang desakan transparansi kembali mengguncang Gedung DPRD Kabupaten Pangkep. Dua screenshot percakapan WhatsApp “Bagi-bagi fee proyek” yang diduga berkaitan dengan seorang legislator berinisial HI dari Partai NasDem mendadak viral dan memantik aksi demonstrasi mahasiswa. Senin. (24/11/2025), puluhan kader Himpunan Mahasiswa Islam (HMI) Cabang Pangkep menggelar aksi di halaman kantor DPRD Pangkep.
Mereka membawa tiga tuntutan utama:
HI diminta memberikan klarifikasi terbuka kepada publik.
Aparat Penegak Hukum (APH) didesak mengusut tuntas dugaan penyimpangan yang disorot dalam percakapan tersebut.
Badan Kehormatan (BK) DPRD Pangkep diminta memanggil dan meminta keterangan resmi dari HI.
Dalam orasinya, jenderal lapangan aksi, Indra Gunawan, menegaskan bahwa polemik ini tidak boleh dibiarkan menggantung.
“Publik berhak tahu apa yang sebenarnya terjadi. Jika tidak benar, jelaskan. Kalau ada persoalan, buka. Jangan biarkan kabur,” tegas Indra di hadapan massa.
Ketua Umum HMI Cabang Pangkep, Fadli Muhammad, menilai percakapan yang beredar dapat menjadi pintu masuk untuk menelusuri persoalan yang lebih luas.
“Ini bukan hanya potongan chat. Ini bisa menjadi awal pembongkaran dugaan penyimpangan pengelolaan proyek. APH harus turun tangan,” ujarnya.
Aksi mahasiswa diterima langsung oleh Wakil Ketua DPRD Pangkep, H. Tauhid. Ia menyampaikan apresiasi atas laporan yang disampaikan HMI dan menegaskan bahwa aspirasi tersebut akan diteruskan.
“Terima kasih kepada HMI yang sudah menyampaikan langsung ke DPRD. Aspirasi ini akan kami teruskan ke Badan Kehormatan untuk pemanggilan dan klarifikasi terkait screenshot WA yang beredar,” kata Tauhid.
Isu ini bermula dari dua screenshot percakapan WhatsApp yang pertama kali muncul di status WA, kemudian meluas ke Facebook dan TikTok. Meski tidak menampilkan identitas lengkap, beberapa potongan kalimat memicu spekulasi publik karena berkaitan dengan istilah pembagian persentase, kekhawatiran terhadap aparat penegak hukum, dan penyebutan pekerjaan swakelola.
Sebelumnya beberapa potongan kalimat yang beredar antara lain:
“Janganki harap bisa na ambil 20% itu kerja seokololah krn banyaki dibagi-bagi di situ, disebabkan 10% mn kepala sekolah, mana kejaksaan mana polisi, takutnya nanti emil tidak cukupki pembayarannya…”
“Pengharapannya itu boska kita sendiri kelolai, tdk natauki bilang dijualki pekerjaannta.”
Dalam tangkapan layar itu juga muncul nama panggilan seperti Pablo, Emil, dan Emman. Namun hingga kini, belum ada pihak yang dapat memastikan konteks percakapan maupun identitas para pihak di dalamnya.
Hingga berita ini diterbitkan, DPRD Pangkep maupun Badan Kehormatan belum mengeluarkan pernyataan resmi mengenai jadwal pemanggilan HI.
Situasi ini membuat spekulasi publik terus bergulir, sementara tekanan dari kelompok masyarakat dan organisasi mahasiswa semakin menguat. HMI menegaskan mereka akan kembali turun aksi jika tidak ada perkembangan berarti dalam waktu dekat.
Muh. Ridwan














Komentar