MENU Senin, 23 Des 2024

Maki Jatim : Petahana Ketar-Ketir Adanya “Kotak Kosong” Di Pilwali Surabaya

waktu baca 2 menit
Minggu, 6 Okt 2024 17:32 0 91 Redaksi Jawa Timur

Analisasiber.com, Surabaya 07 Oktober 2024 – Pasangan petahana Eri Cahyadi dan Armuji menjadi pasangan calon tunggal melawan kotak kosong di Pilwali Surabaya 2024.

Petahana ini sebelumnya optimis menang melawan kotak kosong setelah satu periode memimpin Surabaya.

Namum gencarnya suara kotak kosong yang disuarakan oleh beberapa elemen masyarakat membuat petahana ini ketar-ketir menghadapi fenomena ini.

drg. David Andreasmito dokter gigi dan juga pengusaha menyebut penolakan terhadap calon tunggal ini telah mencapai angka 85%, mencerminkan ketidakpuasan yang mendalam di berbagai kalangan.

“Gerakan “kotak kosong” yang mendukung pilihan tanpa kandidat ini semakin meluas di tengah masyarakat. Beberapa tokoh yang sebelumnya mendukung Eri kini bahkan beralih menyarankan warga untuk mencoblos “kotak kosong” sebagai bentuk protes,” ungkap drg David.

David menilai, gerakan ini adalah simbol perlawanan terhadap dominasi politik yang dianggap tak memberi ruang bagi aspirasi publik secara utuh.

“Salah satu tokoh yang aktif dalam diskusi informal mengungkapkan, “Kalau masyarakat cinta Eri, ya pilih kotak kosong, karena itu adalah ciptaannya sendiri.” kata David.

David mengkritik terhadap penyelenggaraan pemilu juga menyeruak. Kelompok pendukung “kotak kosong” mempertanyakan keputusan Komisi Pemilihan Umum (KPU) yang tidak memberikan ruang bagi saksi dari pihak mereka di tempat pemungutan suara.

“Tanpa pengawasan yang transparan, kecurangan dalam proses pemilu 2024 akan lebih mudah terjadi. Hal ini diperburuk oleh pengaruh kuat pihak-pihak yang memiliki modal besar, yang mereka sebut sebagai “bandar” atau cukong, yang berpotensi merusak demokrasi,” tutur David, pada Minggu (6/10/2024).

Sementara itu Heru Satrio Ketu Masyarakat Anti Korupsi Indonesia (MAKI) Korwil Jatim mengatakan, meskipun gerakan ini tidak terkoordinasi secara formal, diskusi dan pertemuan informal di berbagai tempat semakin menguatkan dukungan untuk “kotak kosong.”

“Salah satu rencana yang tak biasa adalah melakukan kampanye di tempat-tempat yang jarang digunakan, seperti kuburan dan taman pahlawan, sebagai simbol perlawanan damai terhadap politik konvensional,” tandas Heru, sapaan akrabnya.

Heru menambahkan, menjelang hari pemilihan pada 27 November, masyarakat Surabaya akan menghadapi pilihan yang menarik, apakah mereka akan memberikan suara mereka kepada kandidat tunggal atau memilih untuk mendukung “kotak kosong.”

“Terlepas dari segala tantangan dan spekulasi, gerakan ini telah menjadi fenomena unik dalam perjalanan demokrasi lokal, dengan penolakan terhadap Eri Cahyadi yang terus menguat di berbagai kalangan,” pungkasnya. (Wk/Tgh)

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    error: Content is protected !!