analisasiber.com, – Tapanuli Selatan Masyarakat Desa Situmbaga, Kecamatan, Angkola Selatan Kabupaten Tapanuli Selatan, Badan Permusyawaratan Desa (BPD Desa Situmbaga, LPMD, Tokoh Adat, Tokoh agama, Karang Taruna, Tokoh Perempuan dan semua unsur lapiasan Masyarakat Desa Situmbaga lainnya. Resah atas kehadiran sekelompok pengunjung rasa yang menagatas namakan DPP Perkumpulan Mahasiswa Pemuda Peduli Hukum (DPP Permada PH) di Desanya.
Aksi Unjuk rasa DPP Permada PH di depan kantor kepala Desa Situmbaga pada kamis 8 April 2025 mengkritik kinerja Kepala Desa Situmbaga, hal ini dibantah keras masyarakat Situmbaga, masyarakat Desa Situmbaga merasa resah dan keberatan atas kehadiran pengunjuk rasa tersebut.
Ahmad Syukur Hutagalung (44), ketua BPD Desa Sirumbaga mengecam aksi pengunjuk rasa
“Mereka/ Pengunjuk rasa ingin bakar ban sehingga menimbulkan rasa khawatir masyarakat kami, jadi kan tidak cocok. Kami semua masyarakat tidak ada keberatan atas kinerja Kades dan perangkat desanya.” ucap Ahmad Syukur dengan tegas.
Ketua BPD Desa Situmbaga juga menambahkan bahwa pembangunan didesa mereka baik dan bagus, dari ketahanan pangan (ketapang) juga sudah dijalankan dan Pembagian BLT sudah terealisasi.
Terkait tudingan pengunjuk rasa DPP Permada PH, adanya video yang berdurasi sekitar 4 detik terkait kepala Desa Situmbaga keciduk lagi di warung remang – remang di Tor Simarsayang bersama seorang wanita.
Bahri Nasution selaku kepala Desa Situmbaga memberi klarifikasi
“Oknum kepala Desa yang di video berdurasi sekitar 4 detik itu memang saya, kehadiran saya di cafe itu sebelumnya bersama istri saya karena kami ingin bertemu dengan salah seorang famili terkait urusan keluarga, ada videonya dan bisa saya tunjukan, jadi video yang didapat oleh mereka/ Pengunjuk rasa tidak lengkap/tidak utuh, yang artinya mereka tidak mengkonfirmasi kehadiran saya di cafe tersebut dan video yang dikirim mereka ke saya itu tidak ada saya berbuat asusila dalam video karna saya di cafe itu bukan untuk berbuat asusila.”Terang kades Situmbaga.
Selanjutnya Kades Situmbaga menyampaikan, “ketika mereka mengambil rekaman yang dimiliki mereka berdurasi sekitar 4 detik, semestinya mereka bertanya kepada saya, ngapain pak kades disini? tentu bisa saya terangkan dan bisa saya tunjukan kepada mereka video saya bersama istri bertemu dengan famili, namun konfirmasi di tempat kejadian tidak dilakukan seolah – olah mereka ingin menjebak saya.” ucapnya.
Rifai Hasibuan (42) Tokoh Agama Desa Situmbaga sangat menyayangkan tudingan yang ditujukan para pengunjuk rasa kepada Kepala Desa Situmbaga.
Mara Halim Harahap (48), selaku ketua LPMD Desa Situmbaga menilai Aksi pengunjuk rasa itu sebagai aksi untuk membuat masyarakat Desa Situmbaga gusar, bisa nantinya terjadi bentrok antara pengunjuk rasa dengan masyarakat Desa Situmbaga apabila mereka datang lagi dengan hal yang sama.
“Masyarakat Palak/ marah melihat orang itu karna tudingannya tidak sesuai dengan yang dirasakan masyarakat, kehadiran mereka hanya membuat suasana desa tidak efektif.” ujar ketua LPMD Mara Haralim Harahap.
Muhammad Yusuf Hasibuan (67), Tokoh adat Desa Situmbaga juga menyayangkan ulah pengunjuk rasa, menilai mereka seperti yang kurang kerjaan. “Saya melihat kinerja kades dan perangkatnya cukup baik dan selalu bermusyawarah dengan semua lapisan masyarakat.” ungkapnya.
Albani (50) selaku kepala dusun I Situmbaga jae meminta kepada pengunjuk rasa jangan datang lagi ke desa kami untuk membuat keributan. Semua aktivitas warga kami berjalan lancar, dan kehadiran mereka hanya membuat warga saya resah. Semua pembangunan juga berjalan dengan aman dan lancar.
Senada dengan Tokoh Masyarakat Desa Situmbaga Saiful Aman Tanjung (64), Tokoh perempuan Rosliana Nasution bersama puluhan emak-emak Desa Situmbaga merasa keberatan atas kehadiran pengunjuk rasa.
“Padahal semua selalu di musyawarah kan secara bersama masyarakat, Pemerintah Desa, BPD, LPMD, Tokoh Perempuan dan lainnya.” ungkap mereka. (Fii Siregar)
Komentar