MENU Kamis, 17 Apr 2025

Waspada Kemarau di Sumut Selama Ramadan

waktu baca 2 menit
Jumat, 7 Mar 2025 06:55 106 Redaksi Padangsidimpuan

Padangsidimpuan

analisasiber.com, – Wilayah Sumatera Utara diperkirakan akan mengalami musim kemarau selama bulan Ramadhan 1446 Hijriah.

Balai Besar Meteorologi, Klimatologi, dan Geofisika (BBMKG) Wilayah I Medan menyebut kondisi ini dapat berdampak pada aktivitas masyarakat, termasuk dalam menjalankan ibadah puasa.

“Cuaca di Sumatera Utara selama bulan Ramadhan atau Maret diperkirakan masuk periode musim kemarau pertama,” ujar Kepala BBMKG Wilayah I Medan Hendro Nugroho di Medan, Minggu (2/3).

Puncak musim kemarau pertama ini diprediksi berlangsung selama dua bulan, yakni Maret hingga April 2025. Sumatera Utara sendiri memiliki pola dua puncak musim hujan dan dua puncak musim kemarau yang bergantian setiap tahun.

“Puncak musim kemarau pertama terjadi pada Maret, sementara puncak musim hujan pertama diprediksi pada Juni. Selanjutnya akan ada puncak musim kemarau kedua dan puncak musim hujan kedua,” jelas Hendro.

Dengan kondisi cuaca yang lebih kering, masyarakat diimbau untuk lebih waspada terhadap risiko kekurangan air dan peningkatan suhu udara.

“Kami mengimbau masyarakat agar menjaga asupan air minum selama menjalankan ibadah puasa, agar tetap terhidrasi dan kesehatan tetap terjaga,” tambah Hendro.

Selain itu, suhu udara di Kota Medan dan sekitarnya diperkirakan mencapai rata-rata 32 derajat Celsius.

Meski memasuki musim kemarau, dalam beberapa hari terakhir masih terjadi hujan sporadis di beberapa wilayah akibat gangguan atmosfer regional di bagian barat Sumatera.

“Masyarakat mungkin masih merasakan hujan, khususnya di Kota Medan, meskipun secara umum kita sudah masuk musim kemarau. Hal ini disebabkan oleh gangguan atmosfer yang memicu hujan sesekali,” kata Hendro.

BMKG mengingatkan masyarakat untuk mengantisipasi dampak kemarau, seperti meningkatnya potensi kebakaran lahan, kekeringan, serta risiko kesehatan akibat suhu panas.

Warga yang menjalankan ibadah puasa disarankan untuk menghindari aktivitas di luar ruangan dalam waktu lama guna mengurangi risiko dehidrasi dan kelelahan.

Pihaknya juga mengimbau pemerintah daerah untuk mulai menyiapkan langkah-langkah mitigasi dalam menghadapi musim kemarau ini, terutama terkait ketersediaan air bersih dan pencegahan kebakaran hutan serta lahan.

“Kesiapsiagaan sangat penting, terutama bagi masyarakat yang terdampak langsung oleh musim kemarau, seperti petani dan nelayan. Kami akan terus memantau perkembangan cuaca dan memberikan informasi terbaru jika ada perubahan signifikan,” tutup Hendro. (Hend)

 

Tidak ada komentar

Tinggalkan Balasan

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

    LAINNYA
    error: Content is protected !!